Ahad 06 Aug 2023 14:20 WIB

Filipina Tuduh Kapal Penjaga Pantai Cina Tembakan Meriam Air

Penjaga pantai Cina menembakkan meriam ke kapal suplai militer Filipina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina ini, sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok, di depan, diduga memblokir jalur kapal Penjaga Pantai Filipina di dekat Beting Thomas Kedua yang diduduki Filipina, Laut Cina Selatan selama misi pasokan ulang pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023.
Foto: Philippine Coast Guard via AP
Dalam foto yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina ini, sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok, di depan, diduga memblokir jalur kapal Penjaga Pantai Filipina di dekat Beting Thomas Kedua yang diduduki Filipina, Laut Cina Selatan selama misi pasokan ulang pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Penjaga Pantai Filipina yang mengawal kapal-kapal pasokan makanan, air, bahan bakar, dan pasokan lainnya untuk personil militer Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly mengatakan penjaga pantai Cina melepaskan tembakan meriam air ke arah mereka. Peristiwa itu merupakan insiden pertama sejak November 2021 ketika pasukan penjaga pantai Cina menggunakan meriam air ke misi pengiriman pasokan Filipina ke Second Thomas Shoal.

"Pasukan Penjaga Pantai Filipina (Philippine Coast Guard - PCG) mengutuk keras manuver berbahaya dan penggunaan meriam air  ilegal Pasukan Penjaga Pantai Cina (China Coast Guard - CCG) terhadap kapal-kapal PCG," kata Pasukan Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari France 24, Ahad (6/8/2023).

Baca Juga

"Tindakan CCG tersebut tidak hanya mengabaikan keselamatan kru PCG dan kapal-kapal suplai, tetapi juga melanggar hukum internasional," tambah PCG.

Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan penjaga pantai Cina "memblokir dan menembakan meriam air" ke salah satu kapal suplai yang disewa militer Filipina. Juru bicara militer Filipina Kolonel Medel Aguilar mengatakan karena tindakan "berlebihan dan ofensif" itu, kapal sewaan kedua tidak dapat membongkar muatannya untuk rotasi pasukan dan operasi pasokan ulang.

"Kami meminta Pasukan Penjaga Pantai Cina dan Komisi Militer Pusat untuk berhati-hati dan bertanggung jawab dalam tindakan mereka untuk mencegah kesalahan perhitungan dan kecelakaan yang akan membahayakan nyawa masyarakat," kata Aguilar.

Kedutaan Besar Cina di Manila belum menanggapi permintaan komentar. Manila dan Beijing memiliki sejarah panjang dalam sengketa maritim di Laut Cina Selatan, terutama di perairan sekitar Second Thomas Shoal.

Setelah Cina menduduki Mischief Reef pada pertengahan tahun 1990-an, Filipina menenggelamkan sebuah kapal angkatan lautnya di beting di dekatnya untuk menegaskan klaim teritorial Manila di perairan itu. Anggota marinir Filipina bermarkas di sana.

Insiden serupa terjadi pada bulan Juni selama operasi pasokan ulang rutin lainnya. Ketika mendekati beting, dua kapal penjaga pantai Filipina yang ditugaskan sebagai pengawal untuk misi angkatan laut tersebut didekati dua kapal penjaga pantai Cina.

PGC mengatakan salah satu kapal Cina berada dalam jarak sekitar....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement