Meskipun banyak janji yang dibuat oleh partai yang berkuasa dan oposisi menjelang pemilu pada Mei. Warga yang masih berada di provinsi yang terkena dampak gempa menuntut tindakan yang lebih cepat.
Pengacara Mehmet Ali Gumus di provinsi yang terparah terkena gempa Hatay mengatakan, orang-orang mulai kehilangan harapan. Dia mengatakan, tidak ada tanda-tanda pembangunan kembali di Hatay.
Sedangkan situasi tempat penampungan darurat di Antakya, kota terpadat di Hatay, semakin memburuk dari hari ke hari. Orang-orang tinggal di kontainer dan tenda pengiriman logam dalam panas terik yang dapat mencapai hingga 42 derajat Celcius tanpa akses ke AC. Penduduk juga, menurut Gumus, harus menghadapi lalat, ular, dan satwa liar lainnya saat tinggal di luar ruangan.
Risiko kesehatan lainnya adalah puing-puing dari bangunan yang runtuh, yang dibuang di lahan pertanian, pantai, dan bahkan tepat di luar perkemahan tempat tinggal para penyintas. “Semua orang di sekitar saya mengatakan bahwa kami selamat dari gempa bumi, tetapi mereka akan menghadapi kanker dalam 5-10 tahun karena asbes (dari puing-puing),” ujar Gumus.