Pemilik kafe, Ali Mohana (35) menyatakan sebelumnya tak selalu menonton di bioskop. ‘’Di dekat laut, Anda tak perlu mencari penonton, laut sendiri memiliki pandangan yang indah. Orang datang ke sini setiap waktu termasuk anak-anak yang pasti tertarik dengan suara dan gambar film. Kemudian mereka akan menontonnya,’’ kata Mohana. 

Ia juga mendesak pemerintahan Hamas di Gaza membuka kembali bioskop di wilayah pantai. Ia meyakini ini menjadi hiburan bagi warga yang selama ini menderita akibat kondisi politik dan ekonomi yang terjadi di Gaza. 

‘’Kami melihat warga lokal mengharapkan adanya lagi bioskop sebagai bagian dari kehidupan budaya mereka,’’ jelas Mohana.  Bioskop pertama di Gaza dibangun pada 1944 dan pada akhir 1960-an terdapat sepuluh bioskop lainnya. 

Namun, sengketa di antara kekuatan politik dan partai Islam menyebabkan penutupan bioskop-bioskop tersebut saat terjadi intifada pertama pada 1987 dan bioskop tersebut tetap tutup akibat pembatasan pemerintah dan politik. 

Selain film, kafe milik Mohana ini juga mengenalkan pada warga Gaza mengenai pemanfaatan barang bekas. Mereka misalnya, mengubah ban mobil bekas menjadi tempat duduk yang bisa warga gunakan untuk menonton film.

Proyek kafe ramah lingkungan dan layar tancap ini juga atas kerja sama dengan Abdul Muhsin al-Qattan Foundation dan Kotapraja Gaza. Ia menyatakan, berhasil merekrut 20 orang yang membantu kegiatannya di kafe dan daur ulang barang-barang bekas. 

‘’Awalnya, saat saya mulai mendirikan kafe ramah lingkungan pada 2021, saya ingin mengajarkan kepada penduduk lokal memanfaatkan barang bekas dan mendaur ulangnya menjadi peralatan ramah lingkungan,’’ katanya kepada Xinhua. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika