REPUBLIKA.CO.ID -- Pada Juli 2023 lalu Teheran Times melaporkan Iran mengakui meluncurkan rudal jelajah 'pertama di dunia yang dipandu oleh kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan'. Rudal itu dipamerkan di upacara serah terima rudal jelajah Abu Mahdi kepada Angkatan Laut Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Dikutip dari Interesting Engineering, Jumat (8/18/2023), jangkauan rudal ini sekitar 1.000 km dan dikembangkan untuk memperkuat kemampuan Angkatan Laut dan Angkatan Darat Iran. Laporan Teheran Times menyebutkan rudal tersebut dikembangkan pakar militer dari Organisasi Industri Luar Angkasa (AIO) Iran. Lembaga yang bermarkas di Teheran itu dibawah naungan Kementerian Pertahanan Iran.
Teheran Times mengatakan kecerdasan artifisial membuat akurasi Abu Mahdi sangat presisi dan memberi 'kekuatan yang menghancurkan'. Rudal ini juga diduga dapat menghindari medan laut dan menembus sistem pertahanan udara lawan.
Seperti rudal jelajah konvensional, Abu Mahdi dapat terbang pada ketinggian yang relatif rendah untuk menghindari radar dan mengubah arah dan ketinggiannya selama penerbangan.
Teheran Times mengungkapkan hulu ledak rudal Abu Mahdi sangat besar. Media berbahasa Inggris itu mengatakan Abu Mahdi mampu menghancurkan berbagai kapal, fregat, dan kapal perusak dengan menghantamnya dari berbagai sudut.
Rudal ini memiliki sistem navigasi terintegrasi dan motor yang kuat, sehingga dapat diluncurkan dari dalam wilayah Iran untuk menargetkan unit-unit angkatan laut yang bergerak. Sistem peluncuran Abu Mahdi dapat dengan efisien menyiapkan dan meluncurkan beberapa rudal dengan lintasan yang berbeda dari peluncur bergerak dan peluncur tetap.
Menurut komandan Angkatan Laut IRGC, Laksamana Muda Ali Reza Tangsiri, rudal jelajah angkatan laut jarak jauh yang baru ini akan membuat kapal induk musuh menjadi tidak efektif sebab kapal induk musuh harus tetap berada setidaknya 2.000 km dari pantai Iran. Laksamana Muda Tangsiri menekankan tujuan utama rudal baru ini untuk mencegah musuh mendekati pantai Iran.
"Kami dapat menembakkan rudal Abu Mahdi dari jauh di dalam negeri. Rudal ini memiliki pelacak ganda dan bekerja dengan baik dalam menghadapi perang elektronik musuh," kata Tangsiri.
Tangsiri mengatakan jika kapal militer Iran berlayar 1.000 km dari pantai negara itu dan meluncurkan rudal Abu Mahdi, maka kapal induk musuh tidak akan memiliki pilihan selain mundur sejauh 1.000 km untuk menghindari rudal jelajah jarak jauh tersebut. Akibatnya, jet tempur di kapal induk akan menjadi tidak efektif.
Ia juga menjelaskan rudal tersebut dapat diluncurkan dari kapal atau landasan peluncuran di pantai, melacak beberapa target, dan menyerang dari berbagai arah. "Karena rudal ini dapat terbang dengan yang sangat rendah dan jarak tempuh yang sangat jauh, rudal ini hampir tidak dapat dilacak," kata Tangsiri.
Pengumuman ini diyakini sebagai respons terhadap tindakan Amerika Serikat di wilayah tersebut. Surat kabar Israel, The Jerusalem Post melaporkan masih belum jelas bagaimana kinerja rudal ini dalam pertempuran karena belum pernah diuji coba.
Selain itu, jangkauan dan kemampuan yang diklaim dimiliki oleh rudal-rudal ini tidak dapat diverifikasi. Penggunaan kecerdasan artifisial untuk memandu sistem komando dan kemampuan menghindari radar juga belum terbukti.