REPUBLIKA.CO.ID, Pada akhir bulan lalu Komando Sistem Udara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) meminta Lockheed Martin memasang Rudal Jelajah Jarak Jauh Anti-Kapal atau Long-Range Standoff Missile AGM-158 (LRASM) ke pesawat tempur paling canggih di dunia saat ini, F-35.
Dikutip dari Naval News, Rabu (16/8/2023), berita tentang kemungkinan integrasi JASSM-ER dan LRASM dengan F-35 sudah muncul sejak 2018. Tapi selama bertahun-tahun perkembangan rencana itu tidak banyak diketahui.
Naval News melaporkan saat ini LRASM diintegrasikan dengan F/A-18E/F Super Hornet Angkatan Laut AS dan pada bomber B-1B Lancer Angkatan Udara AS. Selain itu rudal tersebut juga diintegrasikan dengan pesawat anti-kapal selam Boeing P-8 Poseidon
dan bomber B-52 Stratofortress Angkatan Udara AS.
Jika LRASM diintegrasikan dengan F-35 maka daya tempur pesawat siluman multifungsi itu akan meningkatkan signifikan. AGM-158C LRASM merupakan rudal jelajah anti-kapal yang diluncurkan dari udara.
Rudal ini dirancang untuk menghancurkan kapal dari jarak jauh, sehingga sulit bagi kapal musuh untuk mempertahankan diri. LRASM turunan dari AGM-158 Joint Air-to-Surface Standoff Missile (JASSM) yang dimodifikasi dengan fitur baru sehingga lebih efektif dalam menghancurkan kapal musuh.
Teknologi pelacaknya dapat mendeteksi dan melacak kapal dari jarak jauh. Selain itu hulu ledak baru juga lebih kuat dari hulu ledak JASSM. Sistem kontrol penerbangan baru memungkinkan LRASM terbang lebih presisi.
LRASM juga dirancang untuk lebih bertahan daripada JASSM. Rudal ini memiliki tanda radar yang lebih rendah dan dapat bermanuver dengan cara yang tidak terduga untuk menghindari diintersepsi pertahanan udara musuh.
LRASM diharapkan akan mulai beroperasi dengan Angkatan Laut AS pada tahun 2023. Rudal ini akan digunakan untuk menggantikan rudal anti-kapal Harpoon, yang saat ini merupakan rudal anti-kapal utama Angkatan Laut.
AGM-158C LRASM dapat menjangkau target jangkauan lebih dari 900 mil. Artinya rudal ini dapat mengenai target di mana saja di dunia dari kapal induk AS.
LRASM dapat terbang dengan hingga 0,9 mach yang membuatnya sulit dilacak dan diserang kapal musuh. Rudal ini juga dapat membawa hulu ledak seberat 1.000 pon, cukup untuk menghancurkan kapal perang besar.
LRASM dipandu oleh kombinasi sensor GPS dan inframerah. Memungkinkan rudal ini menemukan dan melacak kapal dari jarak jauh, bahkan dalam cuaca buruk.
LRASM juga dirancang untuk bertahan dalam pertempuran dengan tanda radar yang rendah dan dapat bermanuver dengan cara yang tidak terduga untuk menghindari diintersepsi pertahanan udara musuh.