REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong mengatakan, saat ini negaranya sedang melangsungkan negosiasi untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi antar-pemerintah bersama Menlu Cina Wang Yi. Hubungan Canberra dan Beijing berangsur membaik sejak dimulainya pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese pada Mei 2022 lalu.
Penny Wong mengungkapkan, saat ini para pejabat sedang bekerja untuk mengupayakan agar pertemuan tingkat tinggi tersebut dapat terealisasi. “Kami mengantisipasi dialog itu terjadi di Australia pada waktu yang tepat,” ujarnya, dilaporkan Bloomberg, Ahad (20/8/2023).
Wong pun berharap agar pertemuan antara menlu Australia dan Cina lebih sering dilakukan. Komunikasi Canberra dengan Beijing mulai mengalir kembali sejak kemenangan Partai Buruh Australia pada pemilu tahun lalu. Anthony Albanese sebagai perdana menteri memang berniat memperbaiki hubungan kedua negara. Meski belum dijadwalkan, dia diharapkan berkunjung ke Negeri Tirai Bambu.
Pada Mei lalu, Menteri Perdagangan Australia Don Farrell berkunjung ke Cina. Lawatannya bertujuan mengurai kembali hambatan-hambatan perdagangan yang sudah diterapkan kedua negara. Awal bulan ini Cina telah membatalkan tarif impor jelai Australia. Hal itu menjadi tanda bahwa Beijing menyambut keinginan Australia untuk meredakan ketegangan.
Cina memberlakukan tarif pada Mei 2020. Mereka menuduh eksportir Australia memberlakukan dumping di pasar Cina. Pemberlakuan tarif dilakukan ketika hubungan bilateral Cina dan Australia menghadapi keretakan. Hal itu dipicu oleh tindakan mantan perdana menteri Australia Scott Morrison yang menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul pandemi Covid-19.
Beijing mengecam seruan penyelidikan Morrison. Hal itu karena mereka memandang terdapat kepentingan politik di balik seruan tersebut. Selain memberlakukan tariff, Cina juga membatasi impor barang-barang Australia.
Saat ini terdapat isu lain yang sedang dihadapi Negeri Kanguru dan Negeri Tirai Bambu. Hal itu terkait penahanan dua warga negara Australia oleh Cina. Mereka adalah jurnalis bernama Cheng Lei dan penulis Yang Hengjun. Penny Wong mengatakan Pemerintah Australia mengupayakan agar Cheng dan Yang dapat segera dibebaskan. “Kami terus mengadvokasi agar mereka kembali ke keluarganya,” ujarnya.