Senin 21 Aug 2023 08:37 WIB

PM Jepang dan Presiden Iran Direncanakan Bertemu pada September

Pertemuan kedua pemimpin negara itu membahas program nuklir Iran.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Iran dan pengembangan nuklirnya (ilustrasI). Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Iran Ebrahim Raisi akan bertemu di New York, Amerika Serikat, pada September 2023.
Foto: CBC
Iran dan pengembangan nuklirnya (ilustrasI). Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Iran Ebrahim Raisi akan bertemu di New York, Amerika Serikat, pada September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Iran Ebrahim Raisi akan bertemu di New York, Amerika Serikat, pada September. Pertemuan kedua pemimpin negara itu membahas program nuklir Iran di antara isu-isu lainnya.

Menurut laporan kantor berita Kyodo pada Ahad (20/8/2023), kabar tersebut mengutip sumber-sumber diplomatik Iran yang tidak disebutkan namanya. Iran bertujuan untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang yang secara tradisional adalah negara yang bersahabat.Teheran ingin menghindari isolasi internasional karena pembicaraan dengan Washington dan Eropa mengenai kesepakatan nuklir telah terhenti.

Baca Juga

Kishida dan Raisi juga diperkirakan akan membahas dugaan penyediaan drone bersenjata Iran ke Rusia yang telah menginvasi Ukraina. Raisi akan meminta Kishida untuk mengunjungi Iran dan berusaha mencairkan aset Iran di Jepang yang diperkirakan bernilai sekitar tiga miliar dolar AS yang masih dibekukan sejalan dengan sanksi AS.

Selain itu, pihak Jepang juga diharapkan untuk menekankan keselamatan di Selat Hormuz. Area ini merupakan arteri utama untuk transportasi minyak mentah dan rute sebagian besar minyak mentah yang masuk ke Jepang

Kementerian Luar Negeri Jepang belum mengkonfirmasi laporan tersebut. Namun, Kishida dan Raisi pernah bertemu September tahun lalu. Ketika itu mereka mengunjungi New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir telah terhenti sejak September lalu, meskipun keduanya berusaha meredakan ketegangan. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pekan lalu,  akan menyambut setiap langkah Iran untuk mengurangi ancaman nuklir yang berkembang. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement