REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 menyebabkan kehilangan dari kedua belah pihak. Selama 18 bulan perang, puluhan ribu orang kehilangan nyawa, jutaan lainnya harus mengungsi, dan kerugian ekonomi muncul termasuk berdampak internasional.
Korban jiwa
Perang ini menyebabkan kematian dengan jumlah melebihi yang pernah dilihat di Eropa sejak Perang Dunia II. United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR) mengungkapkan, lebih dari 9.000 warga sipil tewas dan 16 ribu terluka hingga akhir Juli 2023.
Namun diyakini jumlahnya, baik yang meninggal maupun terluka lebih besar. New York Times melaporkan pula, hampir 500 ribu personel pasukan tewas maupun terluka. Surat kabar ini mengutip data Pemerintah AS yang selama ini berpihak pada Ukraina.
Tercatat, setidaknya 120 ribu anggota pasukan Rusia kehilangan nyawa dan 170 ribu hingga 180 ribu lainnya terluka. Sedangkan personel militer Ukraian yang tewas mencapai 70 ribu orang dan 100 ribu hingga 120 ribu orang terluka.
Para pejabat Rusia menyatakan hitungan AS terlalu tinggi dan merupakan bagian dari propaganda. Menhan Rusia Sergei Shoigu pada September 2021 menyatakan, 5.937 tentara Rusia tewas sejak bermulanya perang melawan Ukraina. Tak ada pembaruan data lagi.
Di sisi lain, Ukraina tak mengungkapkan berapa tentaranya yang tewas dan menyatakan kerugian militer yang mereka derita merupakan rahasia negara karena nantinya berdampak pada taktik di medan pertempuran.
Pengungsi
Sejak terjadi invasi Rusia pada 2022, jutaan warga Ukraina terpaksa harus meninggalkan rumah mereka. Ukraina berpenduduk lebih dari 41 juta jiwa. ‘’Sekitar 17,6 juta warga Ukraina membutuhkan bantuan kemanusiaan termasuk lebih 5 juta yang menungsi,’’ ujar UHNCR.
Data UNHCR juga menyebutkan, lebih dari 5,9 juta pengungsi dari Ukraina tercatat di seantero Eropa.
Ekonomi Ukraina
Rusia telah mengambil alih 11 persen wilayah Ukraina sejak terjadinya perang. Ini sama luasnya dengan gabungan wilayah di AS yaitu Massachusetts, New Hampshire, Connecticut, demikian perkiraan yang disampaikan Belfer Center, Harvard Kennedy School.
Jika ditambah Krimea yang dicaplok pada 2014, maka Rusia saat ini mengendalikan sekitar 17,5 persen Ukraina. Area yang luasnya sekitar 106 ribu km persegi. Ukraina kehilangan garis pantai, ekonominya memburuk dan sejumlah kota terbengkalai akibat perang.
Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, ekonomi Ukraina mengalami kontraksi 30 persen pada 2022 dan diperkirakan tumbuh satu hingga tiga persen tahun ini. Tak jelas berapa dana yang telah dihabiskan dalam perang ini.
Anggaran yang dikeluarkan Rusia....