Rabu 23 Aug 2023 19:19 WIB

18 Bulan Berperang, Ini Kerugian Rusia dan Ukraina

Sejak terjadi invasi Rusia pada 2022, jutaan warga Ukraina terpaksa mengungsi.

 Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat ke posisi dekat Bakhmut, Ukraina timur, Sabtu (4/2/2023).
Foto:

Ekonomi Rusia 

Anggaran yang dikeluarkan Rusia untuk perang ini jadi rahasia negara. Namun yang jelas, sanksi Barat atas Rusia menyusul invasi ke Ukraina menyebabkan ekonomi negara ini limbung. Pada 2022, ekonomi membaik berbalik dari perkiraan adanya kontraksi double-digit. 

Namun, kembali ke kondisi ekonomi normal tampaknya masih jauh karena pemerintah menganggarkan lebih banyak untuk kepentingan militer. IMF menyatakan, tahun ini ekonomi Rusia tumbuh 1,5 persen setelah mengalami kontraksi 2,1 persen tahun lalu. 

‘’Dalam jangka menengah, ekonomi Rusia terhambat oleh hengkangnya perusahaan multinasional, kehilangan modal SDM, terputus dari pasar keuangan global,’’ kata juru bicara IMF Julie Kozack.

Dokumen Pemerintah Rusia yang dikaji Reuters menyebutkan, Rusia menggandakan belanja pertahanan pada 2023 ini. Targetnya lebih dari 100 miliar dolar AS, setara sepertiga dari belanja publik. Sementara, pendapatan dari sektor energi terhambat akibat embargo. 

Rusia kehilangan banyak dari pasar gas Eropa dan AS tetapi mereka masih bisa menjualnya di pasar global. Direktur CIA pada awal tahun ini mengatakan, Presiden Vladimir Putin membuat Rusia berisiko menjadi koloni ekonomi Cina. 

Harga 

Invasi Rusia dan sanksi negara Barat atas negara ini telah memicu kenaikan harga pupuk, gandum, metal dan energi, serta menyebabkan serangkaian krisis pangan. Rusia merupakan pengekspor minyak terbesar kedua dunia setelah Arab Saudi. 

Rusia juga merupakan pengekspor terbesar gas alam, gandum, pupuk nitrogen, dan paladium.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement