Sabtu 26 Aug 2023 11:31 WIB

Seorang Pembunuh Berantai di AS Didakwa Tuduhan Baru

Pembunuh berantai ini terkenal dengan panggilan BTK.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto:

BTK kembali melakukan pembunuhan pada 1985, 1986 dan 1991, meskipun beberapa kejahatan pada awalnya tidak terkait dengannya.  Lalu tiba-tiba, tanpa penjelasan apa pun, dia hilang dari radar dan pembunuhan pun berhenti.

BTK muncul kembali pada Maret 2014, bertepatan dengan peringatan 30 tahun kejahatan pertamnya. Dia mengirim surat kepada The Wichita Eagle dengan  menyertakan foto pencekikan Vicki Wegerle pada 1986 dan fotokopi SIM-nya yang hilang. Kasusnya belum dikaitkan dengan BTK sampai saat itu.

Di antara materi yang dikirim oleh BTK ke media adalah teka-teki kata samar yang dikirimkan ke KAKE-TV yang berisi lusinan kata tersembunyi, termasuk pengelompokan huruf yang dieja 'D Rader', nomor jalan alamatnya, 6220, dan jenis pekerjaan yang dapat digunakan untuk masuk ke dalam rumah. Kasus ini terungkap setelah disk komputer yang dikirim dilacak ke gereja Rader.

Pada saat penangkapan, Rader adalah ayah dua anak dan sudah menikah. Dia merupakan pemimpin Pramuka dan anggota aktif gereja Lutheran. Mantan sersan Angkatan Udara itu telah tinggal di daerah Wichita hampir sepanjang hidupnya, dan mendapatkan gelar peradilan pidana di universitas setempat.

Rader tidak pernah menjadi petugas polisi, melainkan terjun ke dunia penegakan kode.  Pekerjaannya memungkinkan dia mengeluarkan tuntutan untuk pelanggaran kecil seperti halaman rumput yang tidak terawat.

Rader mengaku bersalah. Di pengadilan  dia mengaku akan mencari korban di waktu senggangnya, lalu menguntit dan membunuh mereka.

Rader menyebut aksi pembunuhannya sebagai proyek. Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa fantasi seksual mendorongnya untuk membunuh. 

Ia tidak dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap korbannya, namun ia mengakui bahwa ia pernah melakukan masturbasi terhadap beberapa korbannya.Rader kemudian mengatakan kepada KAKE-TV bahwa, setan masuk ke dalam dirinya ketika dia masih muda.

“Saya sangat menyesal. Saya sangat kasihan pada mereka. Itu adalah sesuatu yang saya tidak ingin terjadi pada keluarga saya,” kata Rader.

Kansas tidak menerapkan hukuman mati pada saat pembunuhan terjadi. Jadi 10 hukuman seumur hidup yang dijalani Rader adalah hukuman yang paling berat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement