REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kesepakatan yang dibuat Kanada untuk membendung arus pencari suaka yang masuk dari Amerika Serikat (AS) tahun ini pada awalnya merupakan keberhasilan yang cepat. Dalam beberapa hari, jumlah orang yang tertangkap di penyeberangan tidak resmi di sepanjang perbatasan menyusut drastis.
Tapi lima bulan kemudian, jumlah keseluruhan orang yang mengajukan klaim pengungsi di Kanada justru meningkat, bukannya menurun. Banyak di antara mereka yang datang melalui udara, sementara yang lain menyelinap melintasi perbatasan dan bersembunyi sampai dapat mengajukan permohonan suaka tanpa takut dipulangkan.
Angka-angka tersebut menunjukkan betapa sulitnya bagi negara untuk menutup pintu untuk orang-orang yang putus asa dan tantangan yang dapat ditimbulkan oleh jumlah pencari suaka yang tidak terduga. Contoh saja Toronto, ratusan orang tidur di jalanan pada musim panas 2023 ketika mereka berjuang untuk mendapatkan tempat tidur.
“Kenyataannya adalah menutup perbatasan tidak akan menyelesaikan masalah perlunya perlindungan,” kata profesor dan penjabat direktur Program Hak Asasi Manusia di University of Winnipeg Shauna Labman
“Itu hanya menambah keputusasaan," ujarnya.
Kanada bangga menerima imigran dan bertujuan untuk mendatangkan setengah juta penduduk tetap baru pada 2025. Program ini untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang parah.
Tapi Ottawa berupaya untuk mencegah mereka yang mengajukan permohonan suaka, terutama melalui perjanjian dengan AS. Perjanjian itu menyatakan bahwa setiap negara akan menolak pencari suaka.
Tahun lalu saja, lebih dari 39 ribu pencari suaka memasuki Kanada melalui penyeberangan tidak resmi. Sebagian besar pencari suaka ke Quebec melalui jalur darat di Roxham Road di New York, sehingga mendorong area tersebut untuk mengeluh bahwa mereka tidak dapat menangani para pendatang.
“Dunia sedang menghadapi arus migran dan pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan Kanada juga tidak kebal terhadap tren ini,” kata juru bicara Departemen Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Kanada Remi Lariviere.
Lariviere mengatakan, Kanada mengubah perjanjian dengan AS untuk mengatasi penyeberangan yang tidak teratur. Dia menyatakan, perluasan tersebut tidak berarti bahwa permintaan suaka tidak akan dilakukan di Kanada sama sekali.
Pencari suaka tertarik dengan reputasi Kanada atas pemrosesan yang lebih cepat dan penerimaan permohonan suaka yang lebih besar dibandingkan dengan AS. Sebagai tanggapannya, Kanada dan AS pada Maret mengubah pakta pencari suaka yang telah berumur dua dekade, yaitu Perjanjian Negara Ketiga yang Aman. Perjanjian tersebut kini berlaku di perbatasan darat kedua negara sepanjang 6437 km, bukan hanya di pelabuhan masuk.
Perjanjian yang diperluas ini menyebabkan penurunan drastis jumlah orang yang dicegat di penyeberangan informal. Jumlah turun menjadi dua digit pada April hingga Juli dari 4.173 pada Maret.
Jumlah pencari suaka yang memasuki Kanada meningkat....