Senin 04 Sep 2023 12:51 WIB

Akhiri Lawatan di Mongolia, Paus Yakinkan Vatikan tak Punya Agenda Politik

Paus berucap bahwa Vatikan tak miliki agenda politik tertentu

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Paus Fransiskus pada Senin (4/9/2023) mengakhiri perjalanan bersejarah ke Mongolia dengan tujuan utama mengunjungi komunitas Katolik yang sangat kecil di negara tersebut.
Foto:

Mongolia merupakan bagian dari Cina hingga tahun 1921 dan perjalanan paus dihiasi oleh sindiran atau seruan kepada negara adidaya di sebelahnya, Cina. Vatikan memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemerintah komunis Cina hingga saat ini.

Pada akhir Misa hari Ahad, Paus menyampaikan salam kepada Cina, menyebut warganya sebagai orang-orang yang "mulia" dan meminta umat Katolik di Cina untuk menjadi "orang Kristen yang baik dan warga negara yang baik."

Pada hari Sabtu, dengan kata-kata yang tampaknya ditujukan kepada Cina dan bukan Mongolia, Paus Fransiskus mengatakan bahwa pemerintah mana pun tidak perlu takut kepada Gereja Katolik karena Gereja Katolik tidak memiliki agenda politik.

Beijing telah mengikuti kebijakan "Sinisisasi" agama, mencoba untuk membasmi pengaruh asing dan menegakkan ketaatan kepada Partai Komunis. Konstitusi Cina menjamin kebebasan beragama, tetapi dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah memperketat pembatasan terhadap agama-agama yang dianggap sebagai tantangan terhadap otoritas partai.

Pada bulan Desember, Amerika Serikat menetapkan Cina, Iran dan Rusia, antara lain, sebagai negara yang menjadi perhatian khusus di bawah Undang-Undang Kebebasan Beragama atas pelanggaran berat. Perjanjian penting tahun 2018 antara Vatikan dan Cina tentang penunjukan uskup telah menjadi lemah, dengan Vatikan mengeluh bahwa Beijing telah melanggarnya beberapa kali.

Ungkapan yang digunakan oleh paus pada hari Ahad - "orang Kristen yang baik dan warga negara yang baik" - adalah ungkapan yang sering digunakan Vatikan untuk meyakinkan pemerintah komunis. Bahwa Vatikan berusaha memberikan lebih banyak kebebasan kepada umat Katolik, yang hanya akan membantu kemajuan sosial dan ekonomi negara mereka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement