Senin 04 Sep 2023 20:04 WIB

Api Berkobar Berhari-hari di TPS Gaza

Kebakaran menimbulkan asap berbau busuk menyebar ke seluruh wilayah yang diblokade.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Ribuan warga Gaza pada Ahad (30/7/2023) turun ke jalan untuk memprotes pemadaman listrik kronis dan kondisi kehidupan yang sulit.
Foto: AP
Ribuan warga Gaza pada Ahad (30/7/2023) turun ke jalan untuk memprotes pemadaman listrik kronis dan kondisi kehidupan yang sulit.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pihak berwenang di Gaza telah meminta bantuan untuk memadamkan api yang telah berkobar selama berhari-hari di tempat pembuangan sampah (TPS). Kebakaran itu menimbulkan asap berbau busuk menyebar ke seluruh wilayah kantong yang diblokade yang telah mengalami masalah lingkungan yang parah.

"Kami bekerja siang dan malam, tapi sayangnya kebakaran mungkin terus berlanjut setidaknya hingga akhir pekan ini,” kata juru bicara pemerintah Kota Hosni Mhana.

Baca Juga

Dipicu oleh gelombang panas yang parah, api yang berada di tenggara Kota Gaza, dekat dengan pagar pemisah dengan Israel, telah membakar area seluas sekitar 50 ribu meter persegi. Kobaran api ini melahap TPA yang telah membengkak karena tidak adanya fasilitas tempat pembuangan sampah daur ulang.

Dengan alasan masalah keamanan, Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade terhadap Gaza sejak Hamas menguasai wilayah pesisir yang padat penduduknya pada 2007. Penutupan ini pun membatasi pergerakan orang dan barang.

Warga Palestina mengatakan pembatasan ini sangat menghambat kemampuan mereka untuk merespons keadaan darurat. Mhana mengatakan, kurangnya cara untuk mendaur ulang sampah membuat masalah ini menjadi kronis.

Tempat pembuangan sampah semakin membesar dari tahun ke tahun. “Dampaknya terhadap lingkungan sangat besar karena meskipun beberapa bahan terdegradasi, beberapa bahan lain seperti plastik tidak dapat rusak dan tetap berada di dalam tanah,” kata Mhana.

Warga sekitar pun mengaku terganggu dengan kebakaran yang menimbulkan bau menyengat. “Kami tidak bisa mentolerir bau api selama tiga hari, ini tidak normal, Anda tidak bisa bernapas,” kata Salem Abeid yang tinggal sekitar satu kilometer dari tempat pembuangan sampah.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement