Senin 04 Sep 2023 21:13 WIB

Putin Nilai Hubungan Rusia-Turki Terus Terjaga

Omset perdagangan antara Turki dan Rusia meningkat sebesar 86 persen tahun lalu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, berbicara kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: ap/Alexandr Demyanchuk/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, berbicara kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, laju perkembangan hubungan antara Rusia dan Turki tetap terjaga. Mereka telah membawa hubungan bilateral ke tingkat yang sangat baik dan tinggi yang memengaruhi semua bidang interaksi antara kedua negara.

“Laju perkembangan hubungan antara Rusia dan Turki, yang dicapai melalui partisipasi langsung Anda (Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan), terus dipertahankan,” kata Putin saat memulai pertemuan dengan mitranya dari Turki di kota pesisir Sochi pada Senin (4/9/2023).

Baca Juga

Putin menjelaskan, omzet perdagangan antara Turki dan Rusia meningkat sebesar 86 persen tahun lalu dan tren tersebut berlanjut pada 2023. Dia berharap untuk menyelesaikan negosiasi mengenai pembuatan pusat gas di Turki segera mungkin.

“Kami telah mencapai kemajuan dan saya berharap kami akan segera menyelesaikan negosiasi mengenai pembuatan pusat gas di Turki untuk membuat situasi energi di kawasan ini lebih stabil dan seimbang,” kata Putin dikutip dari Anadolu Agency.

Menurut presiden Rusia itu, kedua negara bergerak dengan sangat percaya diri di bidang energi. Kesepakatan pun telah dicapai antara pemasok dan konsumen di antara Ankara dan Moskow.

Pemimpin Istana Kremlin ini mengatakan,Turki telah menjadi anggota klub internasional negara-negara nuklir setelah pengiriman bahan bakar nuklir ke pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu. “Tahun depan kalau semuanya berjalan sesuai rencana, kami akan meluncurkan unit pertama. Ada kemungkinan opsi menarik untuk melanjutkan kerja sama kami di sini,” ujarnya.

Putin juga akan membahas Ukraina, Black Sea Grain Initiative, Suriah, dan Libya dengan mitranya dari Turki. “Saya tahu Anda bermaksud mengangkat isu kesepakatan biji-bijian. Kami terbuka untuk negosiasi mengenai pertanyaan ini," kata Putin kepada Erdogan.

Erdogan sebelumnya memainkan peran penting dalam meyakinkan Putin untuk tetap berpegang pada perjanjian Black Sea Grain Initiative. Sedangkan PBB berupaya untuk membuat Putin kembali pada perjanjian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement