Selasa 05 Sep 2023 09:17 WIB

Wapres Harris Ingin Hilangkan Keraguan Soal Komitmen AS di ASEAN

Harris mencoba meningkatkan kredibilitas kebijakan luar negeri AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wapres AS, Kamala Harris direncanakan hadiri KTT ASEAN
Foto:

Sementara itu, Kirby menolak gagasan bahwa Biden menghina organisasi ASEAN atau wilayah tersebut. Dia menyebutkan bahwa Biden telah menjadi tuan rumah pertemuan puncak Washington yang pertama dengan para pemimpin ASEAN tahun lalu.

 

“Sangat tidak mungkin untuk melihat catatan yang telah dibuat oleh pemerintahan ini dan mengatakan bahwa kita akan meninggalkan negara ini,” kata Kirby.

 

Penasihat keamanan nasional Harris, Phil Gordon mengatakan, setiap negara ingin presiden Amerika Serikat hadir saat mengadakan acara. Namun ada antusiasme yang besar terhadap kunjungan wakil presiden AS ke Jakarta. Gordon juga mengatakan, KTT ASEAN ini merupakan kesempatan berharga untuk menjalin hubungan dengan negara-negara di kawasan.

 

“Ada perbedaan di antara mereka, tapi ada juga banyak kesamaan. Dan ada kesamaan dengan kami," ujar Gordon.

 

Harris sebelumnya telah mengunjungi Singapura, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Filipina dan Thailand. Banyak dari perjalanannya ditujukan untuk menghadapi persaingan global dengan Cina.

 

Seorang profesor ilmu politik di Universitas Nasional Singapura, Ja-Ian Chong mengatakan, kehadiran Harris membantu AS menutupi basis mereka di sebuah acara yang mungkin tidak produktif dalam isu-isu utama.  “Mau tunjukkan perhatian, kirimkan wakil presiden,” ujarnya.

 

Harris berangkat pada Senin (4/9/2023) pagi dan dijadwalkan menghabiskan dua hari untuk mengikuti pertemuan di Jakarta.  Kantor wakil presiden belum memerinci jadwal Harris. Namun dia diperkirakan akan menghadiri acara pertemuan puncak dan mengadakan pembicaraan individu dengan beberapa pemimpin asing.

 

Sementara Biden menuju ke India untuk menghadiri KTT tahunan Kelompok 20 (G20) yang mempertemukan banyak negara terkaya di dunia. Ini merupakan agenda penting dalam kalender presiden mana pun. Setelah itu, Biden berencana untuk singgah di Vietnam untuk fokus memperkuat hubungan dengan negara yang merupakan kekuatan ekonomi baru.

 

“Saya tidak menyalahkan pemerintah atas pilihan yang mereka buat. Sangat disayangkan mereka harus mengambil pilihan tersebut,” kata Gregory B. Poling, yang mengarahkan program Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

 

Para pemimpin berkumpul di Jakarta di tengah meningkatnya ketegangan mengenai Laut Cina Selatan setelah Beijing merilis peta resmi baru yang menekankan klaim teritorialnya. Peta tersebut telah membuat marah negara-negara lain yang menganggap perairan tersebut sebagai bagian dari wilayah mereka sendiri atau jalur internasional.  Laut Cina Selatan merupakan persimpangan penting bagi perdagangan global.

 

Para pejabat dan analis AS yakin pendekatan agresif Beijing terhadap kawasan ini telah menciptakan peluang bagi Washington untuk menjalin kemitraan yang lebih kuat. "Dalam banyak hal, RRC (Republik Rakyat Cina) melakukan tugasnya untuk kami,” kata David Stilwell, mantan asisten menteri luar negeri untuk Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

 

Stilwell meyakini Cina sebagai tantangan kebijakan luar negeri terbesar bagi AS. Dia menggambarkan, sebagian besar agenda AS di dalam negeri maupun di luar negeri merupakan upaya untuk mencegah tindakan agresif Cina. Menurut Stilwell, Beijing tidak akan menggantikan Washington sebagai kekuatan paling kuat di dunia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement