Selasa 05 Sep 2023 20:09 WIB

Erdogan Bawa Hasil Pembicaraan dengan Putin ke Sekjen PBB

Erdogan dan Putin melakukan pertemuan guna membahas kesepakatan gandum Laut Hitam.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) mengucapkan selamat tinggal setelah pertemuan mereka di resor Rus, di Sochi, Rusia, 04 September 2023.
Foto: EPA-EFE/MIKHAEL KLIMENTYEV
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) mengucapkan selamat tinggal setelah pertemuan mereka di resor Rus, di Sochi, Rusia, 04 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meyakinkan hasil yang baik dalam kebangkitan kembali kesepakatan gandum Laut Hitam yang dikenal Black Sea Grain Initiative. Erdogan mengatakan akan membahas masalah ini dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di New York akhir bulan ini di sela-sela Majelis Umum PBB.

“Revitalisasi inisiatif ini merupakan prioritas bagi seluruh dunia. Kami berhubungan erat dengan PBB mengenai masalah ini,” kata Erdogan di pesawat kepresidenan saat kembali dari kunjungan ke Rusia pada Senin (4/9/2023) malam.

Baca Juga

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa kami menghargai dan mendukung upaya Guterres, Sekretaris Jenderal,” ujarnya dikutip dari Anadolu Agency.

Erdogan melakukan kunjungan kerja satu hari ke kota pesisir Sochi di Rusia untuk berdiskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka membahas mengenai isu-isu regional dan global serta hubungan bilateral.

Kebangkitan kembali perjanjian biji-bijian Laut Hitam yang bersejarah tahun lalu membantu meringankan krisis pangan global merupakan isu utama dalam pertemuan tersebut.

Turki mengatakan, kesepakatan tersebut harus dilanjutkan dengan mengatasi sejumlah kekurangan yang telah diidentifikasi. Erdogan dengan tegas menyatakan tidak ada alternatif lain selain inisiatif tersebut karena proposal lain telah gagal menawarkan model yang berkelanjutan, aman, dan abadi berdasarkan kerja sama antar pihak.

Pada Juli 2023, Moskow menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Ankara dan PBB. Keputusan ini membuat ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina dihentikan kembali.

Rusia mengeluh bahwa negara-negara Barat gagal memenuhi kewajibannya atas ekspor gandumnya dan tidak cukupnya pasokan gandum Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan. Dikatakan bahwa pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi telah menghalangi pengirimannya.

“Sebagai hasil dari kontribusi kami, PBB telah menyiapkan paket baru yang akan membuka jalan bagi revitalisasi inisiatif tersebut. Selama kunjungannya ke Moskow, Menteri Luar Negeri (Turki) (Hakan Fidan) membahas aspek teknis dari paket baru ini. proposal dengan mitranya dari Rusia (Sergei) Lavrov,” kata Erdogan.

“Saya juga membahas masalah ini secara rinci dengan Putin hari ini. Saya juga yakin bahwa kita akan mencapai hasil yang baik yang memenuhi harapan dalam waktu singkat," ujar presiden Turki.

Erdogan juga menyatakan harapan perang Rusia-Ukraina akan berakhir dengan perdamaian yang adil dan abadi berdasarkan hukum internasional. Dia menegaskan kembali bahwa Ankara siap melakukan perannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement