Rabu 06 Sep 2023 17:35 WIB

Di KTT ASEAN, Wapres AS Tegaskan akan Terus Tekan Junta Myanmar

AS akan tetap mendukung upaya ASEAN menangani krisis Myanmar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menegaskan, Washington akan mempertahankan tekanan terhadap junta Myanmar.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menegaskan, Washington akan mempertahankan tekanan terhadap junta Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengangkat isu Myanmar saat berpartisipasi dalam KTT ASEAN-AS yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dia menegaskan, Washington akan mempertahankan tekanan terhadap junta Myanmar.

“AS akan terus menekan rezim (junta) untuk mengakhiri kekerasan yang mengerikan tersebut dan membebaskan semua orang yang ditahan secara tidak adil serta membangun kembali jalan Myanmar menuju demokrasi inklusif,” ujar Harris dalam pertemuan yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.

Baca Juga

Kendati demikian, Harris mengatakan, AS akan tetap mendukung upaya ASEAN menangani krisis Myanmar. “Kami akan terus mendukung Lima Poin Konsensus ASEAN,” ucapnya.

Saat membuka KTT ASEAN Sesi Retreat Selasa (5/9/2023) lalu, Jokowi sempat memaparkan apa yang sudah dilakukan Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini terkait penanganan isu Myanmar. “Indonesia telah menjalin keterlibatan yang sangat intensif dengan lebih dari 145 engagement dengan 70 stakeholder dan telah dilakukan dalam 9 bulan,” ucapnya.

Jokowi mengklaim, saat ini kepercayaan sudah mulai terbangun antara para pihak atau pemangku kepentingan di Myanmar. “Kecuali dengan junta militer,” ujarnya.

Menurut Jokowi, sekarang saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya dialog inklusif nasional sebagai kunci penyelesaian krisis politik di Myanmar. Namun dia mengakui, proses tersebut akan memakan waktu cukup panjang. 

“Oleh sebab itu demi kepentingan keluarga ASEAN, kita harus berani mengevaluasi diri, membahas permasalahan secara terbuka, dan mencari solusi bersama. Kita butuh upaya yang lebih taktis dan extraordinary untuk mengimplementasikan Lima Poin Konsensus,” kata Jokowi.

ASEAN sendiri mengakui bahwa tidak ada kemajuan dalam penanganan krisis Myanmar. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan, dalam KTT ASEAN Sesi Retreat, para pemimpin ASEAN meninjau implementasi Lima Poin Konsensus sesuai mandate KTT ASEAN ke-40 dan ke-41.

“Kesimpulannya, tidak ada kemajuan yang signifikan dalam implementasi Lima Poin Konsensus,” kata Retno kepada awak media di JCC. 

Menurut Retno, para pemimpin ASEAN memahami peliknya situasi terkait isu Myanmar. Kendati demikian, mereka tetap mengapresiasi Indonesia selaku ketua ASEAN tahun ini dalam mengupayakan penyelesaian krisis Myanmar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement