Jumat 08 Sep 2023 18:29 WIB

Kuba Tangkap Tersangka Jaringan Perdagangan Manusia untuk Perang di Ukraina

Otoritas Kuba telah menangkap 17 orang yang terkait jaringan perdagangan manusia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Perdagangan manusia/ilustrasi
Foto: flarenetwork.org
Perdagangan manusia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pihak berwenang Kuba mengatakan, telah menangkap 17 orang atas tuduhan terkait dengan jaringan penyelundup manusia yang diduga memikat pemuda Kuba untuk bertugas di militer Rusia. Kuba awal pekan ini mengungkapkan sedang berupaya untuk menetralisir dan membongkar jaringan yang beroperasi di wilayah Kuba dan di Rusia.

“Sebagai hasil penyelidikan, 17 orang telah ditangkap sejauh ini, di antaranya adalah penyelenggara internal kegiatan tersebut,” kata kolonel di Kementerian Dalam Negeri Kuba Cesar Rodriguez pada Kamis (7/9/2023) malam.

Baca Juga

Rodriguez tidak menyebutkan identitas yang dituduh berpartisipasi dalam komplotan tersebut. Namun dia mengatakan, bahwa pemimpin kelompok tersebut mengandalkan dua orang yang tinggal di pulau tersebut untuk merekrut warga Kuba guna mengambil pekerjaan untuk Rusia di Ukraina.

Jaksa Jose Luis Reyes mengatakan, mereka yang terlibat dalam skandal itu dapat dihukum hingga 30 tahun penjara, hukuman seumur hidup, atau hukuman mati. Jenis hukuman akan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis kejahatan, mulai dari perdagangan manusia, pertempuran sebagai tentara bayaran, dan permusuhan terhadap negara asing.

Rusia yang memiliki hubungan politik yang kuat dengan Kuba telah lama menjadi tujuan penting bagi para migran Kuba yang ingin melarikan diri dari stagnasi ekonomi di dalam negeri. Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu menandatangani dekrit yang mengizinkan orang asing mendaftar wajib militer Rusia untuk menerima kewarganegaraan melalui prosedur jalur cepat.

Kuba mengatakan, pihaknya tidak ambil bagian dalam perang di Ukraina. Havana pun menolak penggunaan warga negaranya sebagai tentara bayaran.

Rusia mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjatanya lebih dari 30 persen menjadi 1,5 juta personel tempur. Tujuan ini sulit dicapai karena banyaknya korban jiwa yang tidak diungkapkan dalam perang tersebut.

Pada akhir Mei, surat kabar Rusia di Kota Ryazan melaporkan, beberapa warga Kuba telah menandatangani kontrak dengan angkatan bersenjata Rusia. Mereka telah dikirim ke Ukraina dengan imbalan kewarganegaraan Rusia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement