REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un memperingati ulang tahun berdirinya negara tersebut pada 9 September dengan parade kelompok paramiliter. Dia juga melakukan pertukaran diplomatik dan berjanji untuk memperdalam hubungan dengan Cina dan Rusia.
Kim mengamati parade tersebut di Lapangan Kim Il-sung di Pyongyang. Parade tersebut menampilkan peluncur roket yang disembunyikan di dalam truk pengantar dan traktor yang menarik pasukan dan senjata. Rangkaian itu menyoroti peran milisi sebagai pejuang gerilya dalam perang.
Menurut laporan kantor berita milik pemerintah Korut KCNA pada Sabtu (9/9/2023), Kim mengadakan pembicaraan dengan delegasi Cina yang sedang berkunjung. Presiden Cina Xi Jinping mengirimkan surat yang menyatakan kesediaannya untuk memperkuat komunikasi strategis dan kerja sama tingkat kerja.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengirimkan surat kepada Kim. Dalam surat tersebut, Putin mengatakan, kedua negara akan memperluas hubungan bilateral untuk menjamin keamanan dan stabilitas di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut.
“Meningkatnya kerja sama Cina-Rusia-Korut dan absennya Xi pada KTT G20 di India memberikan kesan adanya kesenjangan yang semakin besar dalam lanskap geopolitik Asia,” kata profesor di Ewha University di Seoul Leif-Eric Easley
Easley menjelaskan, sebagian besar pemangku kepentingan di kawasan itu ingin menghindari Perang Dingin yang baru. Namun dia menilai, hal itu tampaknya semakin sulit, karena Beijing dan Moskow mendukung Pyongyang.
"Korut menyelaraskan diri dengan tantangan Cina dan Rusia terhadap tatanan internasional," ujar Easley.
KTT G20 yang berlangsung di New Delhi, India, selama dua hari dimulai pada Sabtu. Pertemuan itu akan didominasi oleh negara-negara Barat, dengan Xi melewatkannya dan Putin dari Rusia juga tidak hadir.
Kim diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Rusia bulan ini untuk bertemu Putin guna membahas pasokan senjata mendukung invasi skala penuh ke Ukraina. Korut melengkapi militernya yang sudah besar dengan berbagai kelompok paramiliter, cadangan, dan keamanan seperti Garda Merah Buruh-Petani (WPRG) yang berafiliasi dengan tentara.