Ahad 10 Sep 2023 14:47 WIB

AS Gambarkan Penistaan Alquran sebagai 'Tindakan Yang Menjijikkan'

Meski penistaan Alquran menjijikan, AS tegaskan tetap mendukung kebebasan berekspresi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
 Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jumat (8/9/2023) lalu menggambarkan penistaan teks-teks agama sebagai tindakan yang menjijikkan
Foto: EPA-EFE/Oscar Olsson
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jumat (8/9/2023) lalu menggambarkan penistaan teks-teks agama sebagai tindakan yang menjijikkan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jumat (8/9/2023) lalu menggambarkan penistaan teks-teks agama sebagai "tindakan yang menjijikkan". Hal itu disampaikan Juru bicara Departemen Luar Negeri AS ketika ditanya tentang penodaan Alquran di luar Turkish Center di New York.

Ia menyoroti perlunya upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih 'inklusif' bagi kelompok minoritas. "Kami tidak melacak rincian tentang insiden spesifik ini dan tidak dapat mengomentari rinciannya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam menanggapi pertanyaan menanggapi pertanyaan Anadolu Agency melalui email, yang dipublikasi Ahad (10/9/2023).

Baca Juga

"Meskipun kami menganggap tindakan menodai teks-teks agama apa pun sebagai sesuatu yang menjijikkan, Amerika Serikat mendukung kebebasan berekspresi sebagai elemen penting dalam demokrasi dan diabadikan dalam Amandemen Pertama Konstitusi AS," ujar juru bicara tersebut.

"Amerika Serikat juga mengutuk keras tindakan kebencian dan terus menggarisbawahi bahaya yang dapat ditimbulkannya terhadap individu."

Memperhatikan pernyataan Departemen Luar Negeri sebelumnya yang menyatakan "keprihatinan mendalam" atas tindakan penodaan terhadap kitab suci Alquran, "Kami mengulangi sentimen tersebut," ujar juru bicara tersebut.

"Kami telah menyatakan keprihatinan kami yang mendalam atas tindakan penodaan terhadap Alquran dan kami mengulangi sentimen tersebut. Kami dengan tegas menentang kebencian anti-Muslim di mana pun hal itu terjadi," tambah pernyataan itu.

Dalam pernyataan tersebut, keprihatinan yang sebelumnya diungkapkan oleh AS terkait serangan terhadap Alquran diulangi kembali, dengan mengacu pada kata-kata Presiden Joe Biden pada bulan Mei.

"Menghadapi ... Islamofobia adalah prioritas bagi pemerintahan saya ... Menentang kebencian anti-Muslim sangat penting bagi kita sebagai negara yang didirikan atas dasar kebebasan dan keadilan bagi semua," kata Biden.

Selain itu, pernyataan tersebut juga menyoroti perlunya upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih "inklusif" bagi kelompok-kelompok agama minoritas dan menyerukan "dialog yang damai dan terbuka" terkait serangan terhadap Alquran.

Seseorang yang datang ke depan Konsulat Jenderal Turki di New York telah menendang dan melemparkan Alquran ke tanah. Petugas keamanan Turkish Center turun tangan dan mengeluarkan orang tersebut dari lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement