Ahad 10 Sep 2023 17:35 WIB

KTT G20 Ungkap Proyek Jalur KA dan Pelayaran dari India, Timur Tengah, Hingga Eropa

Proyek ambisius ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kerja sama politik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Sabtu (9/9/2023) mengumumkan rencana untuk membangun koridor kereta api dan pelayaran yang menghubungkan India dengan Timur Tengah dan Eropa.
Foto:

Sementara Sullivan mengatakan, proyek ini dimulai setelah Biden mengunjungi Jeddah, Arab Saudi, pada Juli 2022. Ketika itu Biden menekankan perlunya integrasi ekonomi regional yang lebih besar. Pada Januari 2023, Gedung Putih mulai melakukan pembicaraan dengan mitra regional mengenai konsep tersebut. Pada musim semi, peta dan penilaian tertulis mengenai infrastruktur kereta api yang ada di Timur Tengah sedang dirancang.

Sullivan, dan staf senior Gedung Putih Hochstein dan Brett McGurk, melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada Mei untuk bertemu dengan rekan-rekan mereka dari India, Saudi, dan UEA. Semua pihak telah bekerja sejak saat itu untuk menyelesaikan rincian perjanjian yang diumumkan pada Sabtu (9/9/2023).

Proyek ini juga melibatkan Israel dan Yordania. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merilis pernyataan video yang menyebut proyek kereta api dan pelayaran sebagai terobosan yang akan mengubah kawasan. “Ini adalah hari kabar baik bagi seluruh warga Israel, kabar baik yang membawa kita menuju era baru integrasi dan kerja sama regional,” kata Netanyahu.

Sullivan mengatakan, proyek transportasi tidak dipandang sebagai “pendahulu” dari potensi kesepakatan normalisasi antara Israel dan Saudi. Namun, dia menilai keterlibatan Israel sebagai hal yang signifikan.

“Para peserta dalam upaya ini fokus pada hasil praktis yang bermanfaat bagi masyarakat mereka. Dan koridor semacam ini karena faktor geografis akan bekerja paling baik jika Israel ikut serta, dan negara-negara yang berpartisipasi akan memprioritaskan hal tersebut," ujar Sullivan.

Dalam KTT G20, Biden menyoroti rencana untuk mendorong lebih banyak investasi guna mengatasi perubahan iklim, seperti insentif domestik untuk mendorong penggunaan energi terbarukan. Biden juga berpendapat bahwa perang yang dilakukan Rusia di Ukraina merugikan banyak negara lain, yang harus menanggung biaya pangan dan energi yang lebih besar serta biaya suku bunga utang yang lebih tinggi. Selama pertemuan puncak tersebut, Biden juga membahas permintaannya kepada Kongres untuk memberikan dana tambahan kepada Bank Dunia yang dapat menghasilkan lebih dari 25 miliar dolar AS pinjaman baru untuk pembangunan ekonomi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement