REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Sejumlah sekolah diubah menjadi tempat pengungsian sementara bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di Kota Benghazi, Libya timur. Departemen Pengawasan Pendidikan Benghazi mengatakan, sekolah-sekolah akan digunakan untuk menampung mereka yang terkena dampak Badai Daniel.
Hujan badai melanda beberapa daerah di Libya timur pada Ahad (10/9/2023) terutama Kota Benghazi, Bayda dan Al Marj, serta Soussa dan Derna. Pihak berwenang Libya mengatakan, sedikitnya 20 orang tewas akibat banjir yang disebabkan oleh badai di Libya timur.
“Sekolah akan ditutup hingga Kamis karena kondisi saat ini. Perlu upaya bersama untuk menghadapi krisis," ujar Pengawas Pendidikan di Benghazi, Baleid Werfalli kepada Anadolu Agency.
Pada Senin (11/9/2023) kepala pemerintahan persatuan Libya yang berbasis di Tripoli, Abdul Hamid Dbeibeh, mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari. Dia juga menyatakan daerah yang terkena banjir sebagai zona bencana. Dbeibeh memerintahkan pemerintah daerah untuk mengambil tindakan mendesak dan luar biasa untuk menghadapi dampak banjir.
“Kami telah memberikan instruksi yang jelas kepada seluruh kementerian, lembaga, tim penyelamat, dan rumah sakit untuk secara hati-hati menindaklanjuti situasi di wilayah timur,” ujar Dbeibeh.
Sementara itu, Kepala pemerintahan yang berbasis di Libya Timur, Osama Hamad menyatakan Kota Derna sebagai zona bencana menyusul banjir yang disebabkan oleh Badai Daniel. Pihak berwenang Libya telah mengumumkan keadaan darurat, termasuk menangguhkan kelas-kelas di semua lembaga pendidikan negeri dan swasta serta menutup pertokoan.