Selasa 12 Sep 2023 11:54 WIB

Korban Tewas Gempa Maroko Tembus 2.800 Orang

Gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) menguncang Maroko.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Petugas penyelamat melakukan operasi penyelamatan menyusul gempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023).
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Petugas penyelamat melakukan operasi penyelamatan menyusul gempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TALAT N'YAAQOUB --  Penduduk desa menangisi kerabat mereka yang hilang di reruntuhan rumah mereka ketika jumlah korban tewas akibat gempa bumi paling mematikan di Maroko dalam lebih dari enam dekade meningkat menjadi lebih dari 2.800 jiwa. Sementara tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan penyintas.

Tim pencari dari Spanyol, Inggris, dan Qatar bergabung dalam upaya penyelamatan Maroko setelah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter pada Jumat (8/9/2023) malam di Pegunungan High Atlas, dengan pusat gempa 72 km barat daya Marrakesh.

Baca Juga

Stasiun televisi pemerintah melaporkan jumlah korban tewas naik 2.862 orang begitu pula dengan korban luka menjadi 2.562 orang. Tim penyelamat mengatakan rumah tradisional yang dibangun dengan batu lumpur mengurangi kemungkinan menemukan korban selamat.

Di antara korban tewas adalah Suleiman Aytnasr yang berusia 7 tahun. Ibunya menggendongnya ke kamar tidurnya setelah ia tertidur di ruang tamu rumah mereka di sebuah dusun di luar Talat N'Yaaqoub, di salah satu daerah yang terkena dampak paling parah. Suleiman seharusnya akan menjadi murid sekolah dasar tahun ini.

Rekaman video yang difilmkan penyelamat Spanyol Antonio Nogales dari kelompok bantuan Bomberos Unidos Sin Fronteras (Persatuan Pemadam Kebakaran Tanpa Batas) dari desa terpencil Imi N'Tala, menunjukkan pria dan anjing memanjat lereng curam yang tertutup puing-puing.

“Tingkat kehancurannya mutlak, tidak ada satu rumah pun yang tetap berdiri tegak," kata Nogales yang kesulitan menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang ia lihat.

Meskipun skala kerusakannya besar, dia mengatakan tim penyelamat yang melakukan pencarian dengan anjing masih berharap menemukan korban selamat.

“Saya yakin dalam beberapa hari mendatang akan ada beberapa penyelamatan, kami pikir mungkin masih ada orang di bawah bangunan yang runtuh, mungkin masih ada kantong udara, dan seperti yang saya katakan, kami tidak pernah putus asa,” katanya.

Setelah respons awal yang menurut beberapa penyintas terlalu lambat, upaya pencarian dan penyelamatan tampaknya semakin cepat pada Senin (11/9/2023). Tenda-tenda bermunculan di beberapa lokasi di mana orang-orang bersiap untuk malam keempat di luar ruangan.

Video yang direkam media Maroko, 2M menunjukkan sebuah helikopter militer terbang di atas daerah dekat pusat gempa. Helikopter itu menjatuhkan karung-karung perbekalan penting kepada keluarga-keluarga yang terisolasi.

Karena sebagian besar zona gempa berada di daerah yang sulit dijangkau, pihak berwenang belum mengeluarkan perkiraan jumlah orang hilang.

Kerusakan terhadap warisan budaya Maroko mulai muncul secara bertahap. Bangunan di kota tua Marrakesh, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, rusak. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan besar pada Masjid Tinmel yang bersejarah dan bersejarah pada abad ke-12 .

Penduduk di Tinmel, desa terpencil dekat dengan pusat gempa di mana 15 orang tewas, mengatakan mereka telah berbagi makanan, air dan obat-obatan. Namun sangat membutuhkan tenda dan selimut untuk berlindung dari dinginnya malam pegunungan.

Gempa tersebut merupakan gempa paling mematikan di negara Afrika Utara sejak tahun 1960. Ketika gempa diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang, dan yang paling dahsyat setidaknya sejak tahun 1900, menurut Survei Geologi AS.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Ahad (10/9/2023), juru bicara pemerintah Mustapha Baytas membela respon pemerintah. Ia mengatakan segala upaya sedang dilakukan di lapangan.

Tentara mengatakan pihaknya memperkuat tim pencarian dan penyelamatan, menyediakan air minum dan mendistribusikan makanan, tenda dan selimut.

Jalan utama yang menghubungkan Pegunungan Atlas Tinggi ke Marrakesh pada Senin malam macet. Ketika kendaraan-kendaraan berat dan sukarelawan yang membawa pasokan bantuan menuju ke beberapa komunitas yang paling terkena dampak di daerah-daerah terpencil di pegunungan tersebut.

Relawan Maroko dan warga sipil, dibantu beberapa orang asing, membantu mengarahkan lalu lintas dan membersihkan jalan dari puing-puing batu.

Perdana Menteri Aziz Akhannouch mengatakan  pemerintah akan memberikan kompensasi kepada para korban, namun hanya memberikan sedikit rincian. Dua orang sumber mengatakan pemerintah Maroko ingin melanjutkan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang dijadwalkan bulan depan di Marrakesh.

Maroko menerima tawaran bantuan dari Spanyol dan Inggris yang mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan dengan anjing pelacak. Uni Emirat Arab dan Qatar juga menawarkan bantuan. Stasiun televisi pemerintah melaporkan pemerintah mungkin akan menerima tawaran bantuan dari negara lain nanti. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement