REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong tutup sekolah-sekolah setelah pihak berwenang mengeluarkan sinyal peringatan hujan tertinggi tingkat dua dan kemungkinan banjir besar. Langkah ini diambil setelah pusat keuangan Asia itu diguyur hujan paling deras sejak curah hujan dicatat 140 tahun yang lalu.
Pada Kamis (14/9/2023) badan pemantau cuaca Hong Kong mengeluarkan sinyal "merah" sebelum pukul 06.00 pagi waktu setempat. Mereka mengatakan curah hujan akan mencapai 50 militer lebih selama satu jam dan diperkirakan akan terus berlanjut.
"Hujan deras akan membawa banjir bandang dan banjir terjadi atau diperkirakan terjadi di aliran air," kata badan pemantauan cuaca Hong Kong.
Pasar saham Hong Kong akan tetap buka kecuali sinyal “hitam” tertinggi dikeluarkan.
Hujan deras terjadi saat kota tersebut masih memperbaiki kerusakan yang disebabkan hujan lebat terkait topan Haikui yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Banyak daerah di daerah pegunungan yang masih memiliki risiko longsor setelah cuaca basah yang tidak biasa.
Beberapa wilayah kota seperti Tsueng Kwan O dan Sai Kung masih dilanda banjir sejak awal pekan ini. Sebuah rumah mewah di daerah kaya Tai Tam yang menghadap ke laut diperintahkan untuk dievakuasi karena risiko ambruk.
Air setinggi pinggang membanjir jalan-jalan sempit bekas jajahan Inggris. Air menggenangi mal, stasiun metro, dan terowongan, menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 144 orang pekan lalu.