Jumat 15 Sep 2023 06:48 WIB

Delapan Negara Antre untuk Jadi Anggota Uni Eropa, Ini Keuntungan dan Tantangannya

Kroasia menjadi negara terakhir yang bergabung dengan Uni Eropa, yakni pada 2013.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Uni Eropa.
Foto: Anadolu Agency
Bendera Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, Uni Eropa (UE) berkembang sejak didirikan pada tahun 1957. Perluasan terakhir, yang berlangsung pada tahun 2013, ketika Kroasia bergabung dengan blok tersebut.

Saat ini ada delapan negara yang dianggap sebagai negara kandidat untuk keanggotaan UE: Albania, Bosnia dan Herzegovina, Kosovo, Montenegro, North Macedonia, Serbia, Turki, dan Ukraina.

Baca Juga

Prospek keanggotaan UE memberikan insentif yang kuat bagi negara-negara untuk mereformasi ekonomi dan sistem politik mereka. UE menetapkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh negara-negara kandidat agar memenuhi syarat untuk menjadi anggota. Kriteria ini termasuk:

- Sistem ekonomi pasar

- Situasi politik yang stabil yang didasarkan pada demokrasi, rule of law (supremasi hukum), dan hak asasi manusia

- Kemampuan untuk mengambil alih kewajiban keanggotaan UE, termasuk mengadopsi acquis communautaire UE (badan hukum)

UE dikritik karena terlalu lambat dan birokratis dalam proses perluasan mereka. Namun, UE berpendapat birokasi penting untuk memastikan negara-negara kandidat siap sebelum mereka diterima.

Menjadi negara anggota Uni Eropa memberi beberapa prospek keuntungan, seperti:

Akses ke pasar tunggal UE: Pasar tunggal UE adalah zona perdagangan bebas terbesar di dunia. Akses ke pasar tunggal akan memungkinkan negara-negara kandidat untuk berdagang barang dan jasa secara bebas dengan negara-negara anggota UE lainnya. Ini akan meningkatkan perekonomian mereka dan menciptakan lapangan kerja.

Bantuan keuangan: UE memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara kandidat untuk membantu mereka dengan reformasi mereka. Bantuan ini dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Stabilitas politik: UE dapat membantu mempromosikan stabilitas politik di negara-negara kandidat. Ini penting karena ketidakstabilan politik dapat menyulitkan negara-negara untuk memenuhi kriteria keanggotaan UE.

Tapi menjadi anggota Uni Eropa juga menimbulkan sejumlah tantangan, seperti:

Reformasi ekonomi: Negara-negara kandidat perlu melakukan reformasi ekonomi yang signifikan untuk memenuhi kriteria keanggotaan UE. Reformasi ini bisa sulit dan mahal untuk diterapkan.

Reformasi politik: Negara-negara kandidat perlu melakukan reformasi politik untuk memenuhi kriteria keanggotaan UE. Reformasi ini bisa sulit dicapai, terutama di negara-negara dengan sejarah pemerintahan otoriter.

Opini publik: Tidak selalu ada dukungan publik yang kuat untuk keanggotaan UE di negara-negara kandidat. Ini dapat membuat sulit bagi pemerintah untuk menerapkan reformasi yang diperlukan.

Tantangan keamanan: Beberapa negara kandidat menghadapi tantangan keamanan, seperti terorisme dan kejahatan terorganisir. Tantangan-tantangan ini dapat menyulitkan negara-negara untuk memenuhi kriteria keanggotaan UE.

UE menghadapi sejumlah tantangan dalam beberapa tahun terakhir, seperti pandemi Covid-19, perang di Ukraina, dan kebangkitan populisme. Tantangan-tantangan ini membuat UE lebih sulit untuk memperluas keanggotaannya.

Namun, UE tetap berkomitmen untuk terus menambah anggota dan kemungkinan lebih banyak negara akan bergabung dengan blok tersebut di masa depan.

Prospek keanggotaan UE adalah masalah yang kompleks dengan prospek dan tantangan. Keputusan apakah akan bergabung dengan UE atau tidak pada akhirnya terserah masing-masing negara. Namun, UE dapat berperan dalam membantu negara-negara membuat keputusan yang tepat tentang masa depan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement