REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un membawa pulang lima drone peledak dan satu drone pengintai dari Rusia. Dalam kunjungan itu ia juga menerima sebuah rompi anti peluru.
Drone dan rompi tersebut merupakan hadiah dari seorang gubernur regional di Rusia. Pada Sabtu (16/9/2023) ia bertemu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Vladivostok, di mana ia melihat rudal hipersonik Rusia.
"Pemimpin DPRK (Korut) menerima lima drone kamikaze dan drone pengintai lepas landas vertikal ‘Geran-25’," kata kantor berita TASS, seperti dikutip Aljazirah, Senin (18/9/2023).
Dalam laporannya TASS menambahkan gubernur Primorye yang berbatasan dengan Cina dan Korut juga "menawarkan Kim Jong Un satu set rompi anti-peluru" dan "pakaian khusus yang tidak bisa dideteksi kamera thermal."
Media pemerintah Rusia melaporkan Kim Jong-un mengakhiri kunjungannya dengan menggunakan kereta dari Kota Artyom. Video media Rusia menunjukkan kepulangan Kim diiringi lagu kebangsaan Rusia dan Korut.
Kim menghabiskan enam hari di Rusia dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di fasilitas antariksa Rusia di Vostochny. Kunjungan luar negeri pertama Kim sejak pandemi Covid-19 mendorong Barat mengungkapkan kekhawatiran Moskow dan Pyongyang akan melanggar sanksi dan membuat kesepakatan militer.
Kim fokus pada isu militer dalam kunjungan yang dimulai pada Selasa (12/9/2023) ini. Delegasi yang ia bawa sebagian besar merupakan perwira militer. Ia juga menggelar pertukaran senjata secara simbolis dengan Putin, dan melakukan tur ke pabrik jet tempur diKomsomolsk-on-Amur.
Moskow diyakini tertarik membeli amunisi Korut untuk melanjutkan pertempuran di Ukraina. Sementara Pyongyang menginginkan bantuan Rusia untuk mengembangkan program rudalnya. Kremlin mengatakan tidak ada perjanjian yang ditandatangani.
Kantor berita Korea Utara KCNA menggambarkan suasana selama kunjungan Kim sebagai pertemuan yang “hangat.” KCNA juga menyebut kunjungan itu menandai “era baru persahabatan, solidaritas dan kerja sama” terbuka antara Korea Utara dan Rusia.