REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- UNESCO telah memutuskan untuk memasukkan reruntuhan prasejarah di dekat Kota kuno Jericho di wilayah pendudukan Tepi Barat sebagai Situs Warisan Dunia di Palestina. Keputusan itu diambil dalam pertemuan Komite Warisan Dunia PBB di Riyadh, Arab Saudi pada Ahad (17/9/2023) di bawah naungan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO.
Daftar tersebut mengacu pada situs arkeologi Tell es-Sultan yang berisi reruntuhan prasejarah yang berasal dari milenium kesembilan sebelum masehi (SM) dan berada di luar kota kuno itu sendiri. “Pemukiman permanen telah muncul di sini pada milenium ke-9 hingga ke-8 SM karena tanah oasis yang subur dan akses yang mudah terhadap air,” kata UNESCO di situsnya.
Tell es-Sultan adalah sebuah gundukan berbentuk oval. Tall es-Sultan berisi bukti salah satu desa pertama yang diketahui umat manusia dan kota penting Zaman Perunggu yang berasal dari 2.600 SM.
Jarak Tell es-Sultan sekitar 2 km (1,2 mil) dari sisa-sisa kota pertama Jericho, yang berisi reruntuhan penting bagi sejarah Yahudi, termasuk sinagoga yang berasal dari abad pertama SM. Jericho adalah salah satu kota tertua yang masih dihuni di dunia. Kota ini merupakan bagian dari wilayah pendudukan Tepi Barat dan dikelola oleh Otoritas Palestina yang diakui secara internasional.
Otoritas Palestina, yang diakui satu dekade lalu oleh PBB sebagai negara pengamat non-anggota, menyambut baik penunjukan Tell es-Sultan sebagai Warisan Dunia. Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, situs tersebut bersaksi mengenai keaslian dan sejarah rakyat Palestina. Dia menambahkan, negara Palestina berkomitmen untuk melestarikan situs unik ini demi kepentingan umat manusia.
Israel mengkritik keputusan menjadikan Tall es-Sultan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Kementerian Luar Negeri Israel mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai taktik sinis.
“Kementerian Luar Negeri menganggap keputusan hari ini sebagai tanda lain dari sikap sinis Palestina terhadap UNESCO dan politisasi organisasi tersebut. Israel akan bertindak bersama banyak rekannya di organisasi tersebut untuk mengubah keputusan salah yang dibuat," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel, dilaporkan Aljazirah.
Israel keluar dari UNESCO pada 2019 dan menuduh bahwa organisasi tersebut memupuk bias anti-Israel. Namun Israel mengirimkan delegasi ke pertemuan tahun ini di Arab Saudi.