REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menuding mantan presiden Donald Trump ingin menghancurkan demkokrasi AS. Oleh karena itu, di tengah usianya yang sudah senja, Biden bertekad untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu 2024.
“Saya mencalonkan diri karena demokrasi sedang dipertaruhkan, karena pada 2024 demokrasi akan kembali dilangsungkan. Dan tidak ada keraguan, Donald Trump dan Partai Republiknya bertekad untuk menghancurkan demokrasi Amerika," ujar Biden saat penggalangan dana di teater Broadway di New York, dilaporkan Al Arabiya, Selasa (19/9/2023).
Biden menambahkan, dia tidak akan tunduk kepada diktator. Biden menuduh Trump, yang memiliki slogan Make America Great Again (MAGA), melakukan hal yang sama kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jajak pendapat menunjukkan, para pemilih Amerika memiliki kekhawatiran mengenai usia Biden menjelang pertarungan ulang melawan Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Biden mengalahkan Trump dalam pilpres 2020.
Seorang kolumnis Amerika yang berpengaruh, David Ignatius dari Washington Post menimbulkan kegemparan ketika ia meminta Biden untuk tidak mencalonkan diri. Ignatius mengatakan, Biden berisiko merusak pencapaian terbesarnya dalam mengalahkan Trump.
Biden akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan keduanya. Biden saat ini dinobatkan sebagai presiden AS tertua. Biden biasanya menghindari masalah usia.
Tetapi saat penggalangan dana di teater Broadway di New York, dia menanggapi kekhawatiran banyak orang mengenai usianya saat mencalonkan diri dalam pilpres tahun depan.
“Banyak orang tampaknya fokus pada usia saya. Saya mengerti, percayalah, saya mengetahuinya lebih dari siapa pun," kata Biden.
Trump, yang berusia 77 tahun akan menjadi presiden tertua yang pernah terpilih jika dia menang dalam pilpres tahun depan. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Ahad (17/9/2023), Trump mengatakan, Biden bukan terlalu tua tetapi tidak kompeten.