Selasa 19 Sep 2023 12:56 WIB

Protes Israel atas Penetapan Jericho Situs Warisan Dunia di Palestina

UNESCO menetapkan sebagai situs warisan dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung menjelajahi situs mosaik abad ke-7 seluas 827 meter persegi (8900 kaki persegi) yang dibuka untuk umum, di situs arkeologi Islam Istana Hisham, utara kota Jericho, Tepi Barat, Kamis, 28 Oktober 2021
Foto: AP/Nasser Nasser
Pengunjung menjelajahi situs mosaik abad ke-7 seluas 827 meter persegi (8900 kaki persegi) yang dibuka untuk umum, di situs arkeologi Islam Istana Hisham, utara kota Jericho, Tepi Barat, Kamis, 28 Oktober 2021

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Badan kebudayaan PBB UNESCO telah memilih Tel es-Sultan yang berada di lingkungan kota kuno Jericho di wilayah pendudukan Tepi Barat sebagai Situs Warisan Dunia di Palestina. Keputusan ini pun membuat rakyat Palestina bersuka cita dan Israel pun meradang.

Kementerian Luar Negeri Israel dikutip timesofisrael menyatakan, pihaknya memandang langkah penetapan itu sebagai tanda lain dari sikap sinis Palestina terhadap UNESCO. Badan PBB itu dinilai telah dipolitisasi.

Baca Juga

Tel Aviv pun berjanji untuk berupaya mengubah keputusan menyimpang yang telah dibuat pada sesi ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO di ibu kota Saudi, Riyadh. Direktur hukum internasional di Forum Kebijakan Kohelet yang berbasis di Yerusalem Profesor Eugene Kontorovich mengatakan, langkah UNESCO secara etnis membersihkan orang-orang Yahudi dari sejarah Jerikho kuno.

“[UNESCO] juga menutup mata terhadap penghancuran barang antik era Kuil Kedua yang dilakukan Otoritas Palestina di wilayah tersebut," ujar Kontorovich menuduh dikutip dari The Jewish Chronicle.

Sedangkan anggota parlemen Partai Likud dan anggota Land of Israel Caucus di Knesset Dan Illouz awal bulan ini mengirim surat kepada Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay. Dalam surat tersebut dia meminta untuk mencegah penetapan tersebut.

“Otoritas Palestina bekerja secara sistematis untuk menghapus semua ikatan orang-orang Yahudi dengan Tanah Israel,” ujar Illouz dalam surat tersebut.

Menurut Illouz, Keputusan untuk menerapkan Jericho sebagai wilayah dari Palestina merupakan campur tangan terang-terangan badan PBB itu dalam konflik. Padahal, UNESCO dinilai tidak perlu terlibat dalam campur tangan tersebut.

“Jericho adalah kota yang memiliki makna alkitabiah. Mengaburkan fakta ini merupakan penghinaan terhadap jutaan orang Yahudi dan Kristen di seluruh dunia. Adalah tugas kita untuk menghentikan subversi Otoritas Palestina dan menuntut hak kita atas tanah kita,” ujar Illouz.

Sedangkan Otoritas Palestina (PA) yang memperoleh status negara pengamat non-anggota di PBB pada 2012 ini menyambut baik penunjukan tersebut. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan, keputusan UNESCO tersebut memberikan kesaksian atas keaslian dan sejarah rakyat Palestina. Dia berjanji, Palestina berkomitmen untuk melestarikan situs unik ini demi kepentingan umat manusia.

Kementerian Luar Negeri Palestina pun menyambut baik keputusan penetapan Tel es-Sultan. Lembaga itu memujinya sebagai pengakuan atas signifikansi budaya, ekonomi, dan politik Jericho dan bukti 10 ribu tahun pembangunan manusia.

“Nilai universal yang luar biasa dari situs ini membuat situs ini memenuhi syarat untuk menjadi salah satu situs Warisan Dunia," ujar Menteri Pariwisata dan Purbakala PA Rula Ma’ayah.

Israel keluar dari UNESCO pada 2019, menuduh badan kebudayaan PBB bersikap bias terhadap hal tersebut. Namun Tel Aviv tetap menjadi pihak dalam Komite Warisan Dunia.

Sekutu Israel, Amerika Serikat pada Juni memutuskan untuk bergabung kembali dengan UNESCO setelah mantan presiden Donald Trump menarik diri dari badan tersebut dengan alasan bias anti-Israel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement