REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Selasa (19/9/2023), mengatakan Ukraina sangat membutuhkan pertahanan udara, termasuk amunisi, suku cadang, dan pemeliharaan sistem yang sudah dimiliki militer Ukraina. Stoltenberg mengatakan perang yang kini telah memasuki tahun kedua ini cukup menguras tenaga, tetapi Ukraina telah mencapai kemajuan dengan melancarkan serangan balasan.
“Jika kita ingin mengakhiri perang, jika kita menginginkan perdamaian yang adil dan abadi, maka dukungan militer kepada Ukraina adalah cara yang tepat,” kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara saat berada di New York untuk menghadiri sidang tingkat tinggi tahunan Majelis Umum PBB.
Stoltenberg mengatakan, ada kebutuhan mendesak untuk pertahanan udara Ukraina. Menurut dia, pertahanan udara mempunyai andil besar dalam menyelamatkan nyawa warga Ukraina.
“Ada kebutuhan mendesak untuk pertahanan udara, tidak hanya sistem baru, tetapi juga amunisi, pemeliharaan, suku cadang. Kami melihat bahwa pertahanan udara menyelamatkan nyawa setiap hari di Ukraina dan kita perlu mempertahankan sistem pertahanan udara Ukraina," ujar Stoltenberg.
Stoltenberg menolak mengatakan berapa banyak amunisi yang dapat dikirimkan oleh sekutu NATO ke Ukraina setiap tahunnya, atau kapan tepatnya F-16 akan dikirim ke Kiev. Dia mengatakan, sekutu NATO telah bekerja keras untuk melatih pilot Ukraina mengoperasikan F-16.
“Sekutu bekerja keras untuk melatih (pilot F-16) secepat mungkin. Pentingnya F-16 juga mengirimkan pesan dukungan jangka panjang dan abadi," kata Stoltenberg.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan invasi ke negara tetangganya Ukraina pada Februari 2022. Salah satu tujuan invasi ini adalah menghilangkan potensi ancaman terhadap keamanannya sendiri.
Stoltenberg mengatakan, Ukraina telah mencapai kemajuan yang lebih cepat dalam melancarkan serangan balasan kepada Rusia. Para pejabat Ukraina mengatakan, pasukan mereka telah melewati garis pertahanan pertama Rusia. Namun kini mereka menghadapi garis pertahanan lebih lanjut di tempat-tempat di mana Moskow punya waktu untuk membangun benteng dan ladang ranjau.
Beberapa analis militer mengatakan, Ukraina akan kesulitan mempertahankan momentumnya di medan perang ketika musim dingin. Namun, Stoltenberg mengatakan, pertempuran juga bisa berlanjut pada musim gugur dan musim dingin.
“Apa yang perlu terus kita lakukan adalah mendukung Ukraina dan kemudian mereka harus mengambil keputusan di lapangan. Perang gesekan menjadi perang logistik," ujar Stoltenberg.