Rabu 20 Sep 2023 10:15 WIB

Mengenal Gerakan Khalistan yang Membuat India-Kanada Saling Usir Diplomat

India menuduh pendukung Khalistan di Kanada melakukan vandalisme pada kuil hindu.

Perdana Menteri India Narendra Modi
Foto: Willy Kurniawan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri India Narendra Modi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Ketegangan hubungan diplomatik Kanada-India mencapai puncaknya. Keduanya mengusir diplomat, langkah yang lebih dulu dilakukan Kanada menyusul tuduhan bahwa India terlibat dalam pembunuhan pimpinan Sikh di tanah Kanada. 

Pusat perseteruan India-Kanada berkisar pada gerakan kemerdekaan Sikh, yang dikenal dengan gerakan Khalistan. India berulang kali menuding Kanada mendukung gerakan ini. Di India gerakan tersebut dilarang dan dianggap sebagai separatisme. 

Baca Juga

Pada Senin (18/9/2023), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di parlemen menjelaskan mengenai apa yang ia sebut tuduhan kredibel bahwa India mempunyai kaitan dengan pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, pimpinan Sikh Kanada, Juni lalu. 

India menolak tuduhan terlibat dalam pembunuhan Nijjar dan menyatakan Kanada berusaha mengalihkan fokus dari dukungan aktivis Khalistan di sana. Sebenarnya, apa yang disebut dengan gerakan Khalistan tersebut?

Gerakan kemerdekaan Sikh ini menjelma menjadi perlawanan bersenjata yang mengguncang India pada 1970 dan 1980an. Ini berpusat di Negara Bagian Punjab utara. Di sana, Sikh merupakan mayoritas meski secara total hanya 1,7 persen dari populasi India. 

Perlawanan ini berlangsung lebih dari satu dekade dan ditekan Pemerintah India, ribuan orang tewas termasuk para pemimpin terkemuka Sikh. Ratusan pemuda Sikh juga kehilangan nyawa selama operasi yang dilakukan polisi. Banyak juga yang dipenjarakan. 

Pada 1984, pasukan India menyerbu Golden Temple, kuil tersuci Sikh di  Amritsar untuk membersihkan separatis yang mengungsi di sana. Menurut para pejabat India, operasi ini menyebabkan 400 orang tewas tetapi Sikh mengeklaim jumlahnya ribuan. 

Pemimpin militan Sikh, Jarnail Singh Bhindranwale termasuk yang tewas dalam peristiwa ini. India menyebut Bhindarwale memimpin pemberontakan bersenjata. Pada 31 Oktober 1984, PM Indira Gandhi yang memerintahkan penyerbuan dibunuh dua pengawalnya yang Sikh.

Kematian Gandhi memicu serangkaian kerusuhan anti-Sikh. Warga Hindu mendatangi dari rumah ke rumah di seluruh India bagian utara, khususnya New Delhi, menarik mereka dari rumahnya menyebabkan banyak kematian. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement