Kamis 21 Sep 2023 17:15 WIB

China Diminta Bujuk Rusia untuk Hentikan Perang

Uni Eropa meminta Rusia menghentikan perang di Ukraina.

European Council President Charles Michel addresses a press conference ahead of this week
Foto: AP Photo/Altaf Qadri
European Council President Charles Michel addresses a press conference ahead of this week

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Rabu (20/9/2023) menyeru kepada anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, terutama China, untuk membujuk Rusia agar menghentikan perang di Ukraina. Michel berbicara pada sidang tingkat tinggi DK PBB di New York yang dipimpin Perdana Menteri Albania Edi Rama.

Berbicara kepada Vasily Nebenzya, perwakilan tetap Rusia di PBB, Michel mengatakan Ukraina adalah tempat kejadian perkara. Penyerangnya duduk di ruangan ini. Kamu tahu siapa dirimu. "Rusia bermimpi untuk membangun kembali kekaisaran Rusia yang lama. Setelah Ukraina, siapa selanjutnya? Siapa lagi yang akan memenuhi fantasi sejarah Putin (Presiden Vladimir Putin)," tambah dia.

Baca Juga

"Saya bertanya kepada kalian semua, termasuk perwakilan Rusia: bisakah Anda menanggung anak Anda diculik dan dideportasi? Anak anda dipaksa melupakan keluarganya, bahasanya, negaranya? Apa yang disebut ‘pendidikan ulang’. Faktanya, ini adalah upaya genosida budaya,” katanya, mengulangi dukungan kuat EU terhadap Ukraina.

Michel menggarisbawahi seruannya, terutama ditujukan kepada China, dengan mengatakan "Kalian telah memperingatkan Rusia agar tidak menggunakan senjata nuklir, yang kami hargai. Sekarang mari berbuat lebih jauh. Mari satukan kekuatan untuk membujuk Rusia mengakhiri perang yang brutal ini yang menyebabkan penderitaan yang sangat besar bagi banyak orang."

Meskipun ada keberatan kuat dari Perwakilan Tetap Rusia, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara pada kesempatan pertama setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada sidang itu, menegaskan bahwa kebuntuan yang terjadi saat ini di PBB terutama disebabkan oleh alokasi hak veto kepada penyerang.

Usai pidato oleh Zelenskyy, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh negara-negara Barat berupaya menentukan nasib umat manusia bagi kepentingan mereka sendiri setelah Perang Dingin, menyebabkan ketidakstabilan lokal dan ketegangan baru.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement