REPUBLIKA.CO.ID, DES MOINES --- Mantan presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu (20/9/2023) bahwa jika terpilih lagi, ia akan mengalihkan sumber daya dari badan-badan penegak hukum federal dan mengirimkan ribuan pasukan yang berbasis di luar negeri ke perbatasan AS-Meksiko.
Trump berbicara di hadapan para pendukungnya di Iowa, tempat kontes nominasi pertama Partai Republik untuk pemilihan November 2024 akan diadakan pada bulan Januari. Selain itu, Trump juga berjanji untuk memperluas larangan perjalanan dengan melarang orang-orang dari beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim, sebagaimana selama masa kepresidenannya pada tahun 2017-2021.
Dalam kesempatan itu, Trump menyebut rekor penyeberangan perbatasan ilegal AS-Meksiko di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden sebagai "invasi" bagi negara AS. Trump berusaha menyalahkan masalah invasi imigran ilegal ini pada pemerintahan saat ini.
Biden, seorang Demokrat, mencalonkan diri untuk terpilih kembali dan mungkin akan bertarung dalam pemilihan ulang melawan calon terdepan dari Partai Republik, Trump. "Setelah pelantikan saya, saya akan segera mengakhiri setiap kebijakan perbatasan terbuka dari pemerintahan Biden," kata Trump dalam sebuah rapat umum di Dubuque. "Saya akan menjelaskan bahwa kita harus menggunakan semua sumber daya yang diperlukan untuk menghentikan invasi, termasuk memindahkan ribuan tentara yang saat ini ditempatkan di luar negeri."
Trump hanya memberikan sedikit informasi spesifik, termasuk tentang bagaimana ia berencana untuk memperluas larangan yang diberlakukan pada negara-negara mayoritas Muslim. Tidak jelas apakah Trump akan menghadapi rintangan hukum untuk menerapkan langkah-langkah tersebut.
Pemerintahan Biden telah membela kebijakan perbatasannya, dengan mengatakan bahwa mereka menggunakan alat yang tersedia, sambil meminta Kongres untuk mengesahkan undang-undang untuk memperbaiki sistem di imigrasi yang tidak berjalan. Kebanyakan orang yang berusaha menyeberangi perbatasan selatan AS berasal dari negara-negara Amerika Tengah.
Para pesaing Trump telah meningkatkan retorika mereka tentang imigrasi dalam beberapa pekan terakhir, menjanjikan tindakan tegas terhadap penyeberangan di perbatasan AS-Meksiko sebagai tanda pentingnya masalah ini bagi para pemilih utama Partai Republik.
Sekitar satu dari enam anggota Partai Republik menganggap imigrasi sebagai isu paling mendesak yang dihadapi negara. Mereka menjadikannya isu terpenting ketiga setelah ekonomi dan kejahatan, demikian hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos bulan ini.
Pekan lalu, Gubernur Florida Ron DeSantis mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Norah O'Donnell dari CBS bahwa jika terpilih sebagai presiden, ia akan mengirim militer ke perbatasan dan mengizinkan penggunaan kekuatan yang mematikan terhadap anggota kartel narkoba.
DeSantis adalah saingan utama Trump, namun masih tertinggal sekitar 40 poin persentase dari Trump dalam jajak pendapat terakhir.
Rapat umum di Dubuque merupakan salah satu dari dua pemberhentian Trump di Iowa pada hari Rabu. Kampanyenya menjadwalkan serangkaian kunjungan ke negara bagian tersebut dalam beberapa minggu mendatang.
Langkah kampanye ini dilakukan Trump karena ia berusaha untuk menangkis tekanan dari saingan utamanya di sana. Beberapa di antaranya bahkan telah menghabiskan lebih banyak waktu dan uang di Iowa.
Trump adalah satu-satunya kandidat utama yang melewatkan jamuan makan malam tahunan Faith and Freedom Coalition di Des Moines pada akhir pekan lalu. Peluang yang Trump lewatkan ini setidaknya melewatkan kesempatan untuk berhubungan dengan kaum evangelis, blok pemilih yang sangat penting di negara bagian tersebut.