REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Komandan Armada Laut Hitam Rusia Laksamana Viktor Sokolov muncul di televisi pemerintah Rusia pada Selasa (26/9/2023). Dia menghadiri pertemuan para pemimpin pertahanan dari jarak jauh, sehari setelah pasukan khusus Ukraina mengklaim telah membunuhnya.
Dalam video dan foto yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan, Sokolov ditampilkan sebagai salah satu dari beberapa komandan armada dalam video. Dia tampaknya ikut serta dalam pertemuan langsung Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan panglima militer lainnya, meskipun tidak berbicara. Tidak jelas waktu video itu direkam.
Pasukan khusus Ukraina mengatakan pada Senin (25/9/2023), bahwa Sokolov meninggal bersama 33 perwira lainnya dalam serangan rudal terhadap markas besar Armada Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol di Krimea pekan lalu. "Karena Rusia dipaksa untuk mempublikasikan tanggapan dengan Sokolov yang diduga masih hidup, unit kami sedang mengklarifikasi informasi tersebut," ujar pasukan itu menanggapi video Rusia tersebut.
Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari klaim Ukraina tersebut. Dia meminta agar mengkonfirmasi ke Kementerian Pertahanan langsung.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov yang diwawancarai oleh CNN, tidak membenarkan atau menyangkal kematian Sokolov. Dia mengatakan, kematian komandan pasukan itu hanya bisa menjadi hal yang baik bagi semua pihak. “Dia berada di wilayah pendudukan sementara kami… dia seharusnya tidak berada di sana sama sekali,” kata Umerov.
“Jadi, jika dia meninggal, ini merupakan kabar baik bagi semua orang bahwa kami terus melakukan deokupasi terhadap wilayah kami," ujarnya.
Dalam video tersebut, Shoigu mengatakan lebih dari 17 ribu tentara Ukraina meninggal pada September dan lebih dari 2.700 senjata, termasuk tujuh kendaraan tempur Amerika Bradley, telah dihancurkan. “Angkatan bersenjata Ukraina menderita kerugian serius di seluruh garis depan,” katanya.
Menteri pertahanan Rusia itu menyatakan, serangan balasan Ukraina sejauh ini tidak membuahkan hasil. “Amerika Serikat dan sekutunya terus mempersenjatai angkatan bersenjata Ukraina, dan rezim Kiev melemparkan tentara yang tidak terlatih ke pembantaian dalam serangan yang tidak masuk akal,” kata Shoigu.
Serangan balasan Kiev belum berhasil merebut banyak wilayah dari pasukan Rusia yang menguasai sekitar 17,5 perse wilayah Ukraina yang diakui secara internasional. Menurut kartu skor tanggal 19 September yang dibuat oleh Belfer Center di Harvard Kennedy School, Rusia telah menguasai wilayah seluas 91 km persegi dari Ukraina dalam sebulan terakhir, sementara pasukan Ukraina telah merebut wilayah seluas 41 km persegi dari pasukan Rusia.