Jumat 29 Sep 2023 11:24 WIB

AS Tawarkan Hadiah Rp 77,475 Miliar untuk Ungkap Dalang Pembunuhan Capres Ekuador

Kekerasan di Ekuador telah melonjak dalam satu tahun terakhir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Calon Presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati pada 9 Agustus 2023 ketika sedang kampanye di ibu kota.
Foto: AP
Calon Presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati pada 9 Agustus 2023 ketika sedang kampanye di ibu kota.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah sebesar 5 juta dolar AS atau setara Rp 77,475 miliar (kurs Rp 15.495 per dolar AS) bagi mereka yang memberikan informasi terkait pelaku di balik pembunuhan calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan, AS juga mengumumkan hadiah sebesar 1 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada identifikasi atau lokasi individu yang memegang posisi kepemimpinan kunci dalam kelompok yang bertanggung jawab atas kematian Villavicencio.

Baca Juga

“Amerika Serikat akan terus mendukung rakyat Ekuador dan berupaya mengadili individu-individu yang berusaha merusak proses demokrasi melalui kejahatan dengan kekerasan,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.

Villavicencio adalah mantan anggota parlemen dan jurnalis yang mengusung kampanye anti-korupsi. Dia ditembak mati di Quito pada 9 Agustus, kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden. Polisi Ekuador telah menangkap enam tersangkawarga Kolombia yang tergabung dalam kelompok kriminal. 

Penasihat kampanye Villavicencio, Patricio Zuquilanda, mengatakan kandidat tersebut telah menerima setidaknya tiga ancaman pembunuhan sebelum terjadi penembakan. Termasuk dari para pemimpin Kartel Sinaloa Meksiko, yaitu salah satu kelompok kejahatan terorganisasi internasional yang sekarang beroperasi di Ekuador.

Ancaman ini telah dilaporkan kepada pihak berwenang dan satu orang telah ditahan. Zuquilanda meminta otoritas internasional untuk mengambil tindakan terhadap kekerasan, di tengah meningkatnya kekerasan dan perdagangan narkoba.

Kekerasan di Ekuador telah melonjak dalam satu tahun terakhir, ketika para penyelundup narkoba telah bermarkas di negara Amerika Selatan itu. Hal ini mengakibatkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam perdagangan narkoba, pembunuhan dengan kekerasan dan perekrutan anak-anak oleh geng-geng narkoba.

Presiden Guillermo Lasso mengatakan pembunuhan ini didalangi oleh kejahatan terorganisasi. "Saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Kejahatan terorganisasi ini sudah terlalu jauh, dan mereka akan merasakan beban hukum sepenuhnya," ujar Lasso.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement