REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Empat eksekutif maskapai penerbangan nasional Yaman mengatakan maskapai mereka akan menghentikan satu-satunya penerbangan komersial internasional dari ibu kota Yaman, Sanaa, sebagai respons terhadap pemerintahan Houthi yang menghalangi maskapai ini untuk menarik dana mereka di bank-bank Sanaa. Para sumber tidak bersedia disebutkan namanya.
Para pejabat Yemenia mengatakan maskapai itu akan menghentikan enam penerbangan mingguan ke Yordania pada bulan Oktober. Setelah negosiasi dengan Houthi agar maskapai dapat mencairkan dana mereka sebesar 80 juta dolar AS itu gagal.
Yemenia mengusulkan pemerintahan Houthi, mereka akan mengambil 70 persen dari dana tersebut sementara 30 persen sisanya akan diberikan kepada pemerintah yang diakui masyarakat internasional.
Pada Sabtu (30/9/2023) para sumber mengatakan pemerintah Houthi menolak tawaran tersebut. Yemenia akhirnya memutuskan menangguhkan penerbangan ke Yordania.
Dalam pernyataanya Yemenia mengatakan mereka tidak dapat menarik dananya di bank-bank Sanaa selama beberapa bulan. Maskapai itu meminta pihak berwenang Houthi untuk mencabut pembatasan "ilegal" yang diberlakukan terhadap aset-asetnya.
Kementerian Transportasi pemerintah Houthi belum dapat dimintai komentar.
Yemenia melanjutkan penerbangan dari Sanaa ke Amman, ibu kota Yordania, pada April 2022.
Houthi, yang bersekutu dengan Iran, menggulingkan pemerintah yang didukung Arab Saudi dari Sanaa pada akhir 2014, dan secara de facto menguasai Yaman utara, termasuk Sanaa.