REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan ia ingin mengubah industri pertahanan Ukraina menjadi "pusat militer besar" dengan bermitra dengan pabrik senjata Barat. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan pasokan senjata Ukraina yang sedang melakukan serangan balik terhadap Rusia.
Niatan tersebut disampaikan dalam forum yang pemerintah Ukraina gelar dengan produsen senjata internasional untuk membahas pengembangan kapasitas industri perbaikan dan pengembangan senjata di Ukraina.
"Ukraina dalam tahapan maraton pertahanan di saat yang sangat penting, begitu penting untuk melangkah maju tanpa menahan diri, hasil dari garis depan diperlukan setiap hari," kata Zelenskyy pada lebih dari 250 eksekutif industri senjata Barat, Sabtu (30/9/2023).
"Kami tertarik dalam melokalisasi produksi peralatan yang dibutuhkan pertahanan kami dan setiap sistem pertahanan canggih yang digunakan pasukan kami, memberikan hasil terbaik di garis depan bagi Ukraina setiap hari," katanya dalam forum yang digelar di Kiev itu.
Zelenskyy mengatakan pertahanan udara dan pembongkaran ranjau menjadi prioritasnya saat ini. Ukraina juga ingin meningkatkan produksi rudal, drone dan amunisi artileri.
Kiev mulai menggelar operasi serangan balik pada awal Juni lalu untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki Rusia yang masih mengusai 18 persen teritori Ukraina. Kiev melaporkan kemajuan di beberapa front dan berhasil membebaskan lusinan desa, tapi sejauh ini belum merebut kembali kota-kota besar.
Ukraina sangat tergantung pada bantuan keuangan dan militer Barat dan telah menerima miliaran dolar AS sejak invasi Rusia pada Februari 2022 lalu. Tapi perang meningkatkan permintaan senjata dan amunisi.
Para eksekutif produsen senjata dari lebih 30 negara menghadiri forum tersebut. Beberapa diantaranya mengatakan mereka kehabisan persediaan dan kesulitan untuk memenuhi permintaan Ukraina.
Pemerintah Ukraina melihat pengembangan produksi pertahanan dalam negeri akan meningkatkan ekonomi yang merosot sekitar sepertiganya tahun lalu karena perang.
Beberapa produsen senjata dari Barat seperti perusahaan pertahanan raksasa Jerman, Rheinmetall dan perusahaan senjata Inggris, BAE Systems sudah mengumumkan rencana bekerja sama dengan produsen-produsen senjata Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan produsen-produsen senjata di negara itu telah menandatangani sekitar 20 perjanjian dengan mitra luar negeri untuk melakukan produksi bersama, berbagi teknologi atau pasokan komponen untuk memproduksi drone, kendaraan tempur dan amunisi.
Kementerian tidak mengidentifikasi perusahaan-perusahaannya. Pemerintah Ukraina berencana untuk membangun kondisi ekonomi khusus untuk menarik investasi Barat di sektor pertahanan dalam negeri termasuk pendanaan untuk mendorong pengembangan teknologi baru.
"Ini akan menjadi kemitraan yang saling menguntungkan, saya pikir ini waktu dan tempat yang tepat untuk membangun pusat militer besar," kata Zelenskyy dalam pertemuan terpisah dengan produsen senjata dari Amerika Serikat, Inggris, Ceko, Jerman, Prancis, Swedia, dan Turki.