REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Iran tidak akan menjadi penghalang bagi Israel untuk mencapai kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi. Netanyahu mengatakan, normalisasi dengan Saudi bertujuan untuk perdamaian.
Netanyahu menanggapi pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang mengatakan, negara-negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel bertaruh pada kerugian. Pernyataan Khamenei tersebut mengacu pada Arab Saudi.
“Sementara rezim teroris Khamenei menabur kehancuran dan pembantaian, Israel berupaya untuk mendorong kemajuan dan perdamaian," ujar Netanyahu, dilaporkan Middle East Monitor, Rabu (4/10/2023).
"Iran tidak akan menghalangi kita untuk memperluas lebih jauh lingkaran perdamaian demi kebaikan warga Israel, masyarakat di kawasan ini, dan umat manusia secara keseluruhan," kata Netanyahu.
Khamenei mengatakan, negara-negara yang mempertaruhkan normalisasi dengan Israel akan kalah. "Mereka bertaruh pada kuda yang kalah," kata Khamenei.
Normalisasi Israel-Saudi akan mengubah Timur Tengah, dan secara resmi akan mempertemukan dua mitra utama AS dalam menghadapi Iran. Ini adalah sebuah kebijakan luar negeri yang berkembang pesat bagi Presiden AS, Joe Biden ketika ia berupaya untuk mempertahankan kedudukannya dalam pilpres 2024.
Pada Agustus 2020, mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan perjanjian normalisasi antara UEA dan Israel yang ditengahi oleh Washington di bawah Kesepakatan Abraham. Bahrain, Sudan, dan Maroko juga menandatangani Kesepakatan Abraham pada tahun yang sama.