Menurut Zinovyev, negara-negara Barat berupaya menghancurkan arsitektur keamanan di sekitar ASEAN dan menggantinya dengan konstruksi “Indo-Pasifik” AS. Terkait hal itu, dia menyoroti pembentukan pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan AS atau AUKUS. “Sayangnya, AUKUS bukan satu-satunya proyek yang menimbulkan risiko besar baik bagi semua pemain regional dan, mau tidak mau, para penggagas dan peserta skema NATO di Asia,” ucapnya.
Pada Agustus lalu, Perwakilan Tetap Rusia untuk ASEAN Yevgeny Zagainov mengatakan, beberapa negara Asia-Pasifik bersedia memfasilitasi ekspansi NATO ke kawasan tersebut. Dia mengungkapkan, Moskow akan terus mencermati perkembangan situasi. “Sejumlah negara Asia-Pasifik siap memfasilitasi promosi agenda Euro-Atlantic NATO. Karena itu penting untuk tetap waspada dan mengawasi situasi,” ujar Zagainov pada 10 Agustus 2023 lalu.
“Mengenai siapa 'kuda trojan' di wilayah ini (Asia-Pasifik), kami biasanya berbicara tentang negara-negara seperti Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan," kata Zagainov menambahkan.
Pada Mei lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengakui rencana NATO membuka kantor penghubung di negaranya. Kendati demikian, Kishida menegaskan, Jepang tak memiliki rencana menjadi anggota atau semi-anggota dari aliansi pertahanan yang sudah berdiri sejak 1949 tersebut. Meski mengetahui adanya rencana pembukaan kantor NATO di Jepang, Kishida belum memiliki informasi detail mengenai hal tersebut.