REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Gempa bumi dahsyat menewaskan sedikitnya 2.000 orang di Afghanistan barat pada Sabtu (7/10/2023). Gempa ini terjadi di wilayah padat penduduk sehingga membuatnya menjadi salah satu gempa bumi paling mematikan yang melanda negara ini dalam dua dekade.
Angka korban tidak dapat diverifikasi secara pasti, tetapi jika benar, jumlah korban jiwa akan melebihi jumlah korban gempa bumi yang melanda Afghanistan timur pada Juni 2022. Pada saat itu gempa melumpuhkan wilayah pegunungan terjal, meratakan rumah-rumah dari batu dan bata lumpur, serta menewaskan sedikitnya 1.000 orang.
Gempa bumi berkekuatan 6,3 skala richter kali ini melanda daerah yang jauh lebih padat penduduknya, dekat kota terbesar keempat di Afghanistan, Herat. Hal ini diikuti oleh gempa susulan yang kuat.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan, pusat gempa berada sekitar 40 kilometer barat laut kota Herat. Disusul oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat, berkekuatan 6,3, 5,9, dan 5,5, serta guncangan yang lebih kecil. Sambungan telepon tetap tidak stabil di Herat setelah bencana, sehingga sulit untuk mendapatkan informasi rinci dari daerah yang terkena dampak.
Tim dari kelompok bantuan menggambarkan kehancuran di dekat Herat jauh lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan seluruh desa rata dengan tanah. Berbagai pihak berusaha menggali korban yang meninggal dan terluka dengan tangan di Herat. Mereka memanjat bebatuan dan puing-puing untuk menemukan korban selamat dan korban terjebak di bawah bangunan yang roboh, wajah mereka kelabu karena debu.
Sebuah video yang dibagikan secara daring menunjukkan orang-orang membebaskan seorang bayi perempuan dari reruntuhan bangunan setelah terkubur hingga ke lehernya dalam puing-puing. Sebuah tangan terlihat menggendong tubuh bayi tersebut saat tim penyelamat mengeluarkan anak tersebut dari tanah. Tim penyelamat mengatakan itu adalah ibu dari bayi tersebut. Tidak jelas apakah sang ibu selamat.
Juru bicara Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan Abdul Wahid Rayan mengatakan pada Ahad, bahwa jumlah korban meninggal lebih tinggi dari yang dilaporkan semula. Desa-desa telah hancur, dan ratusan warga sipil terkubur di bawah puing-puing. Dia menyerukan bantuan segera. Sekitar selusin tim telah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk dari militer dan organisasi nirlaba seperti Bulan Sabit Merah.
Badan migrasi PBB telah mengerahkan empat ambulans dengan dokter dan konselor dukungan psikososial ke rumah sakit regional. Setidaknya tiga tim kesehatan keliling sedang dalam perjalanan ke distrik Zenda Jan, yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah.
Doctors Without Borders mendirikan lima tenda medis di Rumah Sakit Daerah Herat untuk menampung hingga 80 pasien. Pihak berwenang telah merawat lebih dari 300 pasien.
Juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan Irfanullah Sharafzai mengatakan, tujuh tim sibuk dengan upaya penyelamatan, sementara tim lain datang dari delapan provinsi terdekat. “Sebuah kamp sementara telah didirikan untuk orang-orang yang kehilangan rumah dan membutuhkan perlindungan saat ini,” kata Sharafzai.
“Apa pun yang kami bisa, kami akan lakukan untuk masyarakat miskin dan membutuhkan di masa sulit ini," ujarnya.
Negara tetangga Pakistan mengatakan, sangat sedih atas gempa tersebut. “Kami menghubungi pihak berwenang Afghanistan untuk mendapatkan penilaian langsung mengenai kebutuhan mendesak mereka yang terkena dampak gempa,” kata Kementerian Luar Negeri.
“Pakistan akan memberikan semua dukungan yang mungkin untuk upaya pemulihan," ujarnya.
Duta Besar Cina untuk Afghanistan Zhao Xing mengatakan, pemerintahnya dan lembaga amal di negara itu siap memberikan segala macam bantuan. “Kami menjalin kontak dengan lembaga bantuan pemerintah Afghanistan untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan,” katanya di akun media sosial X.
Bintang kriket Afghanistan Rashid Khan berjanji akan menyumbangkan seluruh hadiah Piala Dunia Kriket untuk membantu para penyintas gempa Herat. “Segera, kami akan meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk memanggil mereka yang dapat membantu orang-orang yang membutuhkan,” katanya kepada 1,9 juta pengikutnya di X.
Duta Besar Jepang untuk Afghanistan Takashi Okada menyampaikan belasungkawanya. Dia mengatakan sangat berduka dan sedih mengetahui berita gempa bumi di provinsi Herat.