Senin 09 Oct 2023 07:20 WIB

BBC Dikecam karena Menyebut Hamas Sebagai Pejuang, Bukan Teroris

Arab Saudi, Inggris, AS telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris.

Rep: Mabruroh/ Red: Nidia Zuraya
Tampilan luar gedung kantor pusat British Broadcasting Corporation (BBC), di London, Inggris, 19 September 2023.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Tampilan luar gedung kantor pusat British Broadcasting Corporation (BBC), di London, Inggris, 19 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Jaringan kanto berita yang berbasis di Inggris, BBC, telah dikritik karena menggambarkan personel Hamas sebagai 'pejuang' yang bertentangan dengan teroris dalam liputannya, tentang serangan terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Telegraph melaporkan.

Penyiar Inggris menulis bahwa 'militan' telah meluncurkan serangan mendadak terhadap Israel, yang menyebabkan ratusan kematian dan menyebabkan ribuan lainnya terluka, ketika mengacu pada Hamas.

Baca Juga

Arab Saudi, Inggris, AS, telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris. “Mereka membobol rumah-rumah sipil dan membunuh anak-anak. Tidak dapat dipercaya bahwa satu tempat yang Anda cari untuk keseimbangan, BBC, tidak memberikan liputan yang adil, seimbang atau masuk akal," kata Lord Eric Pickles, utusan khusus Inggris untuk masalah pasca-holocaust.

“Ini bukan insiden yang terisolasi. Mereka perlu bertindak bersama,” kata dia.

Stephen Pollard, editor Jewish Chronicle-at-large, menyebut penolakan BBC untuk melabeli pejuang Hamas sebagai 'teroris' lebih dari sekadar menjengkelkan. "Ini adalah cerminan dari malaise yang lebih dalam yang memengaruhi banyak media siaran kami: gagasan bahwa selalu ada dua sisi untuk setiap cerita,” kata Stephen Pollard.

“Kami mendengar banyak tentang bias BBC (dan penyiar lain) terhadap Israel. Namun, itu cara yang salah untuk melihatnya. Mereka tidak berangkat untuk membingkai laporan untuk mengutuk Israel,” kata Stephen Pollard dilansir dari Arab News, Senin (9/10/2023).

“Masalahnya lebih buruk dari itu. Karena mereka tidak dapat melihat bahwa ada satu sisi dari deskripsi, bahwa menyebut teroris sebagai teroris lebih akurat daripada memanggilnya militan, maka mereka tidak dapat melihat masalahnya, seperti yang terjadi hari ini, menyediakan platform kepada seorang apologis teror untuk menjelaskan mengapa itu dibenarkan,” tuturnya.

Serangan yang diluncurkan oleh Hamas pada Sabtu (7/10/2023) dini hari adalah serangan paling mematikan terhadap Israel sejak Perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu, ketika Mesir dan Suriah meluncurkan serangan mendadak.

Laporan TV Israel telah menempatkan jumlah korban tewas Israel dari serangan itu antara 500-700, dengan lebih dari 2.000 terluka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement