Senin 09 Oct 2023 09:07 WIB

Siapa Hamas dan Bagaimana Sepak Terjangnya dalam Melawan Israel?

Pada Sabtu lalu Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pejuang brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.
Foto: EPAEPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pejuang brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas terlibat dalam konflik yang  telah menyebabkan hampir 1.000 orang tewas. Pada Sabtu (7/10/2023), Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, dengan meledakkan sebagian pagar pemisah yang dijaga ketat dan mengirimkan pejuang ke komunitas Israel di sepanjang perbatasan Gaza.

Langkah tersebut mendorong pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memperingatkan perang yang panjang dan sulit. Jet-jet Israel mengebom Jalur Gaza, meratakan gedung-gedung tinggi dan lingkungan sipil.

Baca Juga

Tapi apakah Hamas, kelompok yang menjadi pusat dari semua ini? Berikut adalah penjelasan mengenai Hamas dan sepak terjangnya dalam melawan pendudukan Israel, dilansir dari Aljazirah, Ahad (8/10/2023).

Apa itu kelompok Hamas?

Hamas adalah singkatan dari Gerakan Perlawanan Islam, dan dalam bahasa Arab berarti “semangat”.  Kelompok ini secara politis menguasai Jalur Gaza, yaitu wilayah seluas sekitar 365 kilometer persegi yang merupakan rumah bagi lebih dari dua juta orang. Jalur Gaza telah diblokade oleh Israel.

Hamas telah berkuasa di Jalur Gaza sejak 2007 setelah perang singkat melawan pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas. Abbas merupakan kepala Otoritas Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Kapan Hamas dibentuk dan apa tujuannya?

Gerakan Hamas didirikan di Gaza pada 1987 oleh seorang imam, Sheikh Ahmed Yasin, dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantissi tak lama setelah dimulainya Intifada pertama, sebuah pemberontakan melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Gerakan ini dimulai sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir. Hamas membentuk sayap militer, Brigade Izz al-Din al-Qassam, untuk melakukan perjuangan bersenjata melawan Israel dengan tujuan membebaskan Palestina yang telah dijajah oleh Israel. Mereka juga menawarkan program kesejahteraan sosial kepada warga Palestina yang menjadi korban pendudukan Israel.

Apa prinsip kelompok Hamas?

Berbeda dengan PLO, Hamas tidak mengakui kenegaraan Israel namun menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967. Hamas dengan keras menentang perjanjian perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan tahun 1990an.

“Kami tidak akan melepaskan satu inci pun tanah air Palestina, apa pun tekanan yang terjadi saat ini dan berapa pun lamanya pendudukan,” kata Khaled Meshaal, pemimpin kelompok Hamas di pengasingan pada 2017.

Hamas secara resmi berkomitmen untuk mendirikan negara Palestina di wilayahnya sendiri.  Tujuan ini dicapai melalui serangan terhadap tentara Israel, pemukim dan warga sipil baik di wilayah pendudukan Palestina maupun di Israel.

Kelompok ini secara keseluruhan atau dalam beberapa kasus sayap militernya ditetapkan sebagai organisasi “teroris” oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir dan Jepang.

Siapa sekutu dan pendukung Hamas?

Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang juga mencakup Iran, Suriah dan kelompok Hizbullah di Lebanon, yang menentang kebijakan Amerika Serikat (AS) terhadap Timur Tengah dan Israel. Hamas dan kelompok bersenjata terbesar kedua di kawasan, Jihad Islam seringkali bersatu melawan Israel.

Hamas dan Jihad Islam merupakan anggota terpenting dari ruang operasi gabungan yang mengoordinasikan aktivitas militer di antara berbagai kelompok bersenjata di Gaza.Hubungan kedua kelompok menjadi tegang ketika Hamas memberikan tekanan pada Jihad Islam untuk menghentikan serangan terhadap Israel.

Apa yang mendorong serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023)?

Juru bicara Hamas, Khaled Qadomi mengatakan, kelompok tersebut melakukan operasi militer sebagai respons terhadap kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade. Hamas juga meminta kelompok lain untuk bergabung dalam perlawanan, dan mengatakan bahwa serangan pada Sabtu hanyalah permulaan.

“Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” kata Qadomi.

Apakah Hamas menargetkan warga sipil?

Juru bicara senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan, kelompok tersebut tidak menyerang warga sipil. Namun video yang beredar menunjukkan para pejuang Hamas menyandera warga lanjut usia Israel selama pertempuran pada Sabtu. Kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International menyatakan, warga sipil Israel telah dibunuh oleh Hamas.

Namun Hamdan bersikeras bahwa kelompok tersebut hanya menyerang pemukim yang tinggal di pemukiman ilegal, dan merupakan target yang sah. “Anda harus membedakan antara pemukim dan warga sipil.  Pemukim menyerang warga Palestina,” kata Hamdan.

Ketika ditanya apakah warga sipil di Israel selatan juga dianggap sebagai pemukim, Hamdan berkata: “Semua orang tahu ada pemukiman di sana.”

“Kami tidak sengaja menargetkan warga sipil.  Kami telah menyatakan bahwa pemukim adalah bagian dari pendudukan dan bagian dari pasukan bersenjata Israel. Mereka bukan warga sipil,” ujar Hamdan.

Bagaimana kelompok Hamas dapat melakukan serangan?

Hamas mengatakan, para pejuangnya menyandera beberapa warga Israel di daerah kantong tersebut. Hamas merilis video para pejuang menyeret tentara yang berlumuran darah. Hamas mengatakan, perwira senior militer Israel termasuk di antara para tawanan.

Ketakutan bahwa warga Israel telah diculik membangkitkan kenangan penangkapan tentara Gilad Shalit pada 2006, yang ditangkap oleh pejuang yang terkait dengan Hamas dalam serangan lintas perbatasan.  Hamas menahan Shalit selama lima tahun hingga ia ditukar dengan lebih dari 1.000 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Hamas juga mengirim paralayang terbang ke Israel.  Serangan tersebut mengingatkan pada serangan terkenal pada akhir 1980an, ketika para pejuang Palestina menyeberang dari Lebanon ke Israel utara dengan pesawat layang gantung dan menewaskan enam tentara Israel. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement