Senin 09 Oct 2023 18:52 WIB

Iran Bantah Terlibat dalam Serangan Hamas ke Israel

Pasukan Pertahanan Israel menyebut tak ada bukti Iran terlibat dalam serangan Hamas.

 Sebuah roket diluncurkan dari pesisir Jalur Gaza menuju Israel oleh pejuang Ezz Al-Din Al Qassam, sayap militer Hamas, di Kota Gaza, 07 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Sebuah roket diluncurkan dari pesisir Jalur Gaza menuju Israel oleh pejuang Ezz Al-Din Al Qassam, sayap militer Hamas, di Kota Gaza, 07 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran pada hari Senin (9/10/2023) menolak tuduhan tidak berdasar bahwa mereka berperan dalam serangan besar-besaran terhadap Israel yang dilakukan oleh kelompok Hamas. Juru bicara Menteri Luar Negeri Iran Nasser Kanani, mengatakan Iran tidak melakukan intervensi dalam pengambilan keputusan negara lain, termasuk Palestina.

“Tuduhan terkait dengan peran Iran didasarkan pada alasan politik,” kata Kanani kepada wartawan seperti dikutip Times of Israel.

Baca Juga

Ratusan pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza, menyusup ke wilayah Israel saat fajar pada hari Sabtu (7/10/2023) setelah sebelumnya melancarkan serangan roket besar-besaran. Serangan mendadak Hamas ini menewaskan sedikitnya 700 orang dari pihak Israel. 

Kelompok Hamas juga dilaporkan menangkap lebih dari 100 orang Israel yang dibawa ke Gaza sebagai tawanan. Lebih dari 2.000 orang di Israel terluka.

Israel membalasnya dengan serangan udara di Gaza yang menargetkan infrastruktur milik Hamas. Otoritas Palestina menyebutkan jumlah korban meninggal dalam serangan udara Israel mencapai 430 orang.

Iran, yang tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979, adalah salah satu negara pertama yang memuji serangan Hamas.

"Rakyat Palestina mempunyai kapasitas dan kemauan yang diperlukan untuk membela negara mereka dan memulihkan hak-hak mereka” tanpa bantuan apa pun dari Teheran," kata Kanani.

“Berbicara tentang peran Iran bertujuan untuk mengalihkan opini publik (menjauh dari fakta) dan membenarkan potensi tindakan Israel di masa depan,” tambah juru bicara tersebut.

Misi permanen Iran untuk PBB juga membantah tuduhan bahwa Iran mempunyai peran dalam serangan Hamas, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan semalam.

Sebelumnya salah satu media terkemuka AS, The Wall Street Journal (WSJ), melaporkan bahwa "pejabat keamanan Iran membantu merencanakan serangan mendadak Hamas pada hari Sabtu terhadap Israel dan memberikan lampu hijau untuk serangan tersebut pada pertemuan di Beirut Senin lalu," mengutip anggota senior Hamas dan gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.

Pada Ahad (8/10/2023), Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Iran mendukung hak warga Palestina untuk membela diri dan memperingatkan Israel harus bertanggung jawab karena membahayakan wilayah tersebut. Raisi – yang telah berbicara dengan para pemimpin Hamas dan kelompok Jihad Islam yang berbasis di Gaza sejak serangan Hamas – juga mendesak pemerintah Muslim untuk “mendukung bangsa Palestina.”

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengatakan apakah Iran 'secara langsung' terlibat dalam serangan Hamas. Namun ia menambahkan bahwa tidak ada keraguan bahwa Hamas dibiayai, diperlengkapi dan dipersenjatai oleh sejumlah negara, termasuk Iran.

Pada hari Senin (9/10/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan belum ada bukti mengenai peran Iran dalam serangan Hamas ke Israel. “Iran adalah pemain utama tetapi kami belum bisa mengatakan apakah Iran terlibat dalam perencanaan atau pelatihan tersebut,” kata juru bicara IDF Laksamana Muda. Daniel Hagari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement