REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar negara-negara Barat enggan menyerukan Israel untuk memperlambat respons militer brutalnya. Sementara lebih dari 700 warga Palestina di Gaza meninggal dalam pemboman hebat selama tiga hari.
Sebanyak 2,4 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza terkurung. Mereka tidak punya tempat tujuan untuk berlindung di tengah blokade darat, laut, dan udara Israel.
Direktur Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar, Profesor Mahjoob Zweiri mengatakan, masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi antara Palestina dan Israel.
“Saya pikir masih terlalu dini untuk membicarakan mediasi, karena (saat ini) Israel bereaksi berdasarkan kemarahan dan balas dendam,” ujar Zweiri kepada Aljazirah.
Berikut ini adalah negara-negara dan organisasi internasional yang mungkin dapat berperan sebagai mediator antara Palestina dan Israel, dilansir Aljazirah, Selasa (10/10/2023).
Liga Arab
Para menteri luar negeri Liga Arab dijadwalkan bertemu pada Rabu (11/10/2023) dalam pertemuan puncak darurat. Sesi luar biasa tersebut diminta oleh delegasi Palestina. Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki mengatakan, para menteri akan membahas upaya Arab untuk menghentikan agresi Israel di Gaza.
Namun Profesor Zweiri mengatakan, Liga Arab tidak punya peran apa pun. “Ini merupakan cerminan dari pemerintahan Arab yang terfragmentasi. Ia tidak memiliki alat," ujar Zweiri.
Cina
Beijing menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik dan menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menahan diri. Para pengamat bertanya-tanya apakah Cina akan mencoba mempromosikan dirinya sebagai pembawa perdamaian regional. Sebelumnya Cina berhasil menjadi perantara pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi.
Pada April, Menteri Luar Negeri Cina saat itu, Qin Gang, mengatakan kepada para menteri luar negeri Israel dan Palestina bahwa Cina siap memfasilitasi upaya menuju perundingan perdamaian. Cina mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina yang berdaulat. Cina juga mengadvokasi bantuan pembangunan internasional untuk Palestina.
Mesir
Kairo telah bertindak sebagai mediator antara Israel dan kelompok Palestina dalam konflik sebelumnya. Namun Mesir akan berusaha menjauhkan diri dari meningkatnya situasi di Gaza.
“Mereka (Mesir) ingin menjauhkan diri dari apa yang terjadi karena Mesir akan mengadakan pemilu,” kata Profesor Zweiri.
Eropa
Para pemimpin banyak negara Eropa termasuk Perancis dan Jerman mengutuk serangan Hamas dan menunjukkan solidaritas dengan Israel. Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan mengadakan pertemuan luar biasa pada Selasa (10/10/2023) sore untuk membahas perang tersebut.
Tanggapan awal Uni Eropa terhadap konflik ini adalah dengan mengumumkan penangguhan bantuan pembangunan untuk Palestina. Namun tak lama kemudian mereka menarik pernyataan tersebut dan mengatakan akan meninjau bantuan untuk Palestina. Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albarez mengatakan, tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan kerja sama harus dilanjutkan.
“Kita tidak bisa menyamakan Hamas, yang masuk dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa, dengan penduduk Palestina, Otoritas Palestina, atau organisasi-organisasi PBB yang hadir di lapangan,” kata Albarez kepada stasiun radio Spanyol Cadena SER pada Selasa pagi.
Iran
Kemungkinan peran Iran dalam mediasi masih belum diketahui. Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Hosseini Khamenei mengatakan bahwa Iran membela Palestina.
“Kami tentu saja membela warga Palestina. Kita cium kening dan tangan para pejuang dan pemuda pemberani Palestina. Tetapi mereka yang mengatakan orang-orang non-Palestina berada di balik tindakan ini, mereka tidak mengenal orang-orang Palestina dengan baik. Mereka telah meremehkan bangsa Palestina. Itu adalah kesalahan mereka," ujar Khamenei.
Qatar
Negara Teluk ini terkenal dengan upaya mediasinya dalam konflik Palestina-Israel. Qatar juga memberikan bantuan berkelanjutannya kepada Gaza, yang telah dikepung Israel selama 16 tahun.
“Prioritas kami adalah mengakhiri pertumpahan darah, membebaskan para tahanan dan memastikan konflik dapat diatasi tanpa adanya dampak regional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari kepada Reuters.
Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, pembentukan negara Palestina adalah solusi paling dapat diandalkan untuk perdamaian di Israel. Menurut Lavrov, pertempuran tidak akan menjamin keamanan.
Turki
Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta pejuang Hamas dan angkatan bersenjata Israel untuk menghentikan kekerasan. Turki menawarkan diri untuk menjadi mediator. Jika perundingan perdamaian ingin dimulai, Zweiri yakin Turki dan Qatar akan berperan aktif.
“Saya berasumsi demikian karena mereka berdua mempunyai komunikasi dengan Hamas dan Israel, dan kita harus melihat siapa yang mampu berbicara dengan kedua belah pihak," kata Zweiri.
Badan-badan PBB
Sebagai bagian dari upaya mediasi sebelumnya, beberapa minggu sebelum serangan pada Sabtu (7/10/2023), PBB terlibat dalam diplomasi untuk mencoba mencegah konfrontasi bersenjata baru antara Israel dan Hamas. Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland bertemu dengan para pejabat Hamas di Gaza.
“PBB sedang berbicara dan bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di Gaza, khususnya mereka yang paling rentan" ujar Wennesland.
Amerika Serikat
Sekutu terdekat Israel ini telah menjanjikan dukungan yang kokoh dan tak tergoyahkan”k kepada Israel. Amerika Serikat akan mengirimkan amunisi serta memindahkan kapal dan pesawat militernya lebih dekat ke Israel.
Koresponden senior Aljazirah, John Hendren, yang melaporkan dari Washington, DC, mengatakan, pembicaraan mengenai diplomasi dan solusi dua negara masih tertunda untuk saat ini. Washington menginginkan negara Palestina di masa depan. Namun Amerika Serikat gagal meyakinkan Israel, yang menerima bantuan militer tahunan senilai 3 miliar dolar AS.
“Mereka (AS) pada dasarnya mengizinkan Israel melakukan apa yang mereka inginkan di Gaza," kata Zweiri.