Rabu 11 Oct 2023 16:32 WIB

Bangunan Universitas Islam Gaza Hancur Diserang Jet Tempur Israel

Universitas Islam Gaza merupakan perguruan tinggi pertama di Jalur Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Jet tempur Israel menyerang Universitas Islam Gaza yang berada di Kota Gaza, Rabu (11/10/2023).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Jet tempur Israel menyerang Universitas Islam Gaza yang berada di Kota Gaza, Rabu (11/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Jet tempur Israel menyerang Universitas Islam Gaza yang berada di Kota Gaza, Rabu (11/10/2023). Universitas tersebut dikenal sebagai lembaga pendidikan tinggi pertama yang didirikan di Jalur Gaza.

“Serangan udara yang intens (oleh jet tempur Israel) menghancurkan beberapa bangunan Universitas Islam,” kata Ahmed Orabi, staf manajemen Universitas Islam Gaza, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Ketika bangunan runtuh Universitas Islam Gaza tersambar serangan jet tempur Israel, kepulan debu membubung ke udara. “Tidak ada yang bisa memasukinya (gedung kampus) karena kebakaran, dan bebatuan serta puing-puing berserakan di jalan sekitar universitas,” ucap Orabi.

Pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza telah memasuki hari kelima. Korban jiwa terus meningkat di kedua pihak. Hingga berita ini ditulis, gempuran serangan udara Israel ke Jalur Gaza telah menyebabkan sedikitnya 900 warga Palestina di sana meninggal. Sementara serangan Hamas, yang telah berlangsung sejak akhir pekan lalu, juga telah menewaskan 1.200 warga Israel.

Pertempuran terbaru antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. Eskalasi dimulai ketika ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel. Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza.

Anggota Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Ketika mundur, mereka menahan sejumlah warga untuk dijadikan sandera. Jumlah warga Israel yang disandera dilaporkan lebih dari 100 orang.

Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim.

Merespons operasi serangan Hamas, Israel meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas. Namun bangunan-bangunan penduduk turut terimbas serangan udara Israel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement