Kamis 12 Oct 2023 09:19 WIB

Hamas Rilis Video Pembebasan Sandera Seorang Wanita Israel dan Dua Anak

Diperkirakan 150 orang ditawan oleh Hamas sejak aksi penyerangan pertama ke Israel.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Hamas terlihat di tengah reruntuhan masjid yang hancur setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, 09 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Bendera Hamas terlihat di tengah reruntuhan masjid yang hancur setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, 09 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Brigade Al Qassam Hamas telah merilis sebuah video yang tampaknya menunjukkan pembebasan seorang sandera wanita dan dua anak. Rekaman yang ditayangkan di Aljazirah pada Rabu (11/10/2023) malam itu direkam dari kejauhan, dengan menunjukkan wanita yang tidak dikenal dan anak-anak itu dari belakang.

Para pria, yang diduga pejuang Hamas, terlihat berjalan menjauh setelah meninggalkan mereka di area terbuka dekat sebuah pagar. Lokasi ini yang bisa jadi merupakan perbatasan antara Israel dan Gaza.

Baca Juga

Tidak jelas kapan video tersebut diambil. Namun pihak berwenang Israel belum mengomentari video tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Brigade Al Qassem, sayap bersenjata Hamas, mengatakan bahwa wanita tersebut adalah seorang warga negara Israel.

"Seorang pemukim Israel dan dua anaknya dibebaskan setelah mereka ditahan selama bentrokan," kata pernyataan itu, menurut laporan kantor berita AFP.

"Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Yerusalem Barat, mengatakan bahwa media Israel menilai kebenaran video tersebut dengan "sedikit keraguan".

"Seorang reporter mengatakan Hamas sedang memperbaiki citra, dan bahwa di video itu hanya peran bohongan. Saluran-saluran televisi Israel lainnya mengatakan bahwa perilisan video ini terjadi lebih awal. Ada yang mengatakan itu terjadi pada hari Sabtu dan bahwa Hamas sedang berusaha memperbaiki citra internasionalnya pada saat ini," katanya.

Gambar-gambar tersebut masih menyebar di seluruh negeri, baru saja ditayangkan di Aljazirah, orang-orang hanya mencoba mencerna apa yang telah mereka lihat," ujarnya, seraya menambahkan bahwa sejauh ini terdapat reaksi yang "saling bertentangan".

Diperkirakan, 150 tawanan ditangkap oleh Hamas sejak aksi penyerangan pertama hari Sabtu (7/10/2023). Dalam sebuah aksi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, negara zionis ini segera menyatakan perang terhadap Gaza.

Pengeboman Israel yang tak henti-hentinya selama lima hari telah menewaskan lebih dari 1.050 orang. Korban termasuk ratusan warga sipil, dan melukai lebih dari 5.000 orang lainnya di Gaza, kata kementerian kesehatan.

Badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina mengatakan bahwa 250.000 orang telah mengungsi di daerah kantong Palestina yang dikepung oleh Israel, menciptakan apa yang dikatakan oleh para pengamat sebagai "bencana kemanusiaan".

Sementara itu, dari militer Israel mengatakan lebih dari 1.200 orang, termasuk 155 tentara, telah tewas di Israel sejak hari Sabtu lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement