REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel telah diperingatkan akan potensi serangan beberapa hari sebelum Hamas benar-benar meluncurkan rentetan roket ke negara itu. Menurut Ketua House Foreign Affairs Amerika Serikat (AS) Michael McCaul, Mesir telah memperingatkan Israel bahwa peristiwa seperti ini bisa terjadi.
McCaul menyatakan, peringatan itu disampaikan setidaknya tiga hari sebelum serangan Hamas terjadi pada 7 Oktober 2023. “Saya tidak ingin terlalu merahasiakannya, namun sebuah peringatan telah diberikan. Saya pikir pertanyaannya adalah pada tingkat apa," kata anggota Kongres dari Partai Republik itu setelah pengarahan intelijen tertutup mengenai krisis tersebut.
Israel membantah laporan Mesir yang mengirimkan peringatan. “Tidak ada pesan awal yang datang dari Mesir dan perdana menteri belum berbicara, atau bertemu, dengan kepala intelijen Mesir sejak pembentukan pemerintahan, baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan dikutip dari independent.
“Kami tidak begitu yakin bagaimana kami bisa melewatkannya,” kata McCaul menduga serangan itu mungkin telah direncanakan sejak setahun yang lalu.
Kemampuan Hamas untuk melancarkan serangan kompleks dari Jalur Gaza yang diawasi ketat tampaknya merupakan kegagalan intelijen Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seorang pejabat intelijen Mesir awal pekan ini mengklaim, bahwa negaranya telah berulang kali memperingatkan Israel bahwa sesuatu yang besar sedang direncanakan dari Gaza.
“Kami telah memperingatkan mereka bahwa ledakan situasi akan terjadi, dan akan segera terjadi, dan ini akan menjadi besar,” kata seorang pejabat Mesir yang tidak disebutkan namanya itu menegaskan Israel meremehkan peringatan semacam itu dari Gaza dan hanya fokus pada wilayah pendudukan Tepi Barat.
Jet-jet Israel telah menggempur Kota Gaza selama berhari-hari sebagai pembalasan terhadap serangan Hamas. Korban jiwa di Gaza telah meningkat menjadi 1.200, dengan sekitar 340 ribu orang dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi akibat perang.
Sementara itu, ratusan ribu tentara Israel berkumpul di berbagai divisi di perbatasan daerah kantong tersebut ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersiap untuk invasi darat ke Gaza. Netanyahu berjanji untuk menghancurkan Hamas.