Jumat 13 Oct 2023 18:18 WIB

Konflik Israel-Gaza Menyebar Keluar Perbatasan, Lebanon Ajukan Protes ke DK PBB

Militer Israel menembakan artileri ke arah Lebanon.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Sebuah masjid rusak dihantam rudal Israel di desa Dhayra, Lebanon selatan dekat perbatasan Lebanon-Israel, Lebanon, (11/10/2023).
Foto: EPA
Sebuah masjid rusak dihantam rudal Israel di desa Dhayra, Lebanon selatan dekat perbatasan Lebanon-Israel, Lebanon, (11/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tanda terbesar konflik Israel-Gaza dapat menyebar ke seluruh kawasan ketika Suriah mengatakan serangan udara Israel mengenai bandara di Damakus dan Aleppo yang mengakibatkan dua bandara itu kini tidak beroperasi. Suriah dekat dengan Iran, sekutu Hamas dan merayakan serangan gerakan perjuangan pembebasan Palestina itu akhir pekan lalu.

Tapi Teheran membantah berperan langsung dalam serangan tersebut. Pelaksana Tugas Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan negaranya sudah mengajukan protes mendesak ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) setelah Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah baku tembak di perbatasan Lebanon.

Baca Juga

Militer Israel mengatakan mereka merespons serangan-serangan dari arah Lebanon dengan tembakan artileri.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Yordania. Ia bertemu Raja Abdullah dan Kepala Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.

Abbas yang bagian faksi Fatah sudah lama berselisih dengan Hamas. Ia mengecam kekerasan yang dilakukan kedua belah pihak. Sejumlah warga Israel memakamkan orang keluarga mereka yang tewas dalam serangan Hamas di pemakaman militer Gunung Herzl.

"Ketika Anda tidak mengangkat telepon saya, saya tahu kamu sedang bertempur dengan segenap kekuatanmu, ketika saya sadar kamu menghilang, saya tidak bisa membayangkan bagaimana ini akan berakhir," kata salah satu keluarga yang berkabung, Jumat (13/10/2023).

Pemakaman di Kota Khan Younis, selatan Gaza, penuh dengan pemakaman peti kosong. Seperti keluarga Samour yang tewas dalam serangan yang mengenai rumah mereka pada Rabu (11/10/2023) lalu.

Petugas penyelamatan Palestina Ibrahim Hamdan berkendara dari satu makam ke makam yang lain saat timnya mencoba menarik penyintas dari reruntuhan rumah mereka yang hancur oleh serangan udara Israel.

"Perang ini lebih keras dari yang dibayangkan, gedung-gedung ambruk di atas orang-orang tanpa peringatan, mereka menghancurkan gedung tingkat tinggi dengan penghuninya," kata Hamdan yang bekerja sebagai petugas penyelamatan sejak 2007.

Rencana Blinken bertemu Abbas menunjukkan ia masih memperhatikan keluhan sekutu-sekutu Arab. Warga Gaza yang sebagian besar pengungsi dari tanah yang diambil untuk mendirikan negara Israel pada 1948 sudah menderita krisis ekonomi dan pengeboman Israel berulang kali.

Kantong permukiman itu juga diblokade Israel sejak 16 tahun yang lalu. Palestina marah atas serangan-serangan mematikan Israel dalam beberapa bulan terakhir ke Tepi Barat. Sejak pemerintahan ultra sayap kanan Netanyahu berkuasa.

Pemerintah Israel semakin banyak mengambil tanah warga Palestina. Proses perdamaian yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina mengalami kegagalan sejak satu dekade yang lalu. Pemimpin-pemimpin Palestina mengatakan hal ini menghilangkan harapan warga dan memperkuat ekstremisme.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement