REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Juru bicara UNICEF James Elder menegaskan anak-anak Palestina di Gaza menghadapi situsia sulit di tengah serangan militer Israel terus menimbulkan korban jiwa pada anak-anak dan kaum paling rentan. Dia menyerukan gencatan senjata segera guna menghentikan krisis kemanusiaan.
"Ratusan anak-anak tewas dan terluka. Jumlah anak-anak yang tewas di Gaza bertambah setiap jam. Pembunuhan anak harus dihentikan," kata Elder dilansir kantor berita WAFA, Sabtu (14/10/2023).
Elder melukiskan gambaran suram mengenai cedera yang diderita anak-anak. "Gambaran dan narasinya jelas: anak-anak mengalami luka bakar yang akut, luka akibat tembakan peluru dan kehilangan anggota tubuh. Rumah sakit-rumah sakit sudah kewalahan merawat mereka yang jumlahnya terus bertambah," papar Elder.
Elder mengungkapkan kekhawatiran UNICEF terhadap keselamatan 1,1 juta manusia yang hampir separuhnya anak-anak, yang diperintahkan Israel agar meninggalkan rumah mereka karena negara itu akan melancarkan serangan darat.
"Anak-anak dan keluarga-keluarga Gaza praktis kehabisan makanan, air, listrik, obat-obatan dan akses aman ke rumah sakit akiabt serangan udara selama beberapa hari dan terputusnya semua jalur pasokan," kata Elder.
"Sebagian besar warga warga sudah tidak lagi memperoleh air minum dari penyedia layanan air bersih," ujar Elder.