Ahad 15 Oct 2023 18:49 WIB

Israel Takut Hamas, Iran, dan Hizbullah Bersatu?

Israel khawatir dengan adanya kerja sama kelompok lain dengan pihak di luar Hamas

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Israel semakin khawatir dengan adanya kerja sama kelompok lain dengan pihak di luar Hamas.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Israel semakin khawatir dengan adanya kerja sama kelompok lain dengan pihak di luar Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh bertemu dengan menteri luar negeri Iran pada hari Sabtu (14/10/2023), di Qatar. Mereka membahas 'kerja sama' serangan mematikan kelompok militan Palestina di Israel, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Dalam pertemuan mereka di ibukota Qatar, Doha, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian memuji serangan tersebut sebagai "kemenangan bersejarah" yang telah memberikan kemunduran bagi pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

Baca Juga

Sementara itu, Israel semakin khawatir dengan adanya kerja sama kelompok lain dengan pihak di luar Hamas. Seperti ketika Israel memperingatkan Hizbullah, untuk tidak terlibat dalam perang Gaza.

Hal itu disampaikan Penasihat Keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Tzachi Hanegbi mengatakan pada hari yang sama, Sabtu (14/10/2023). Israel menyebut bahwa permusuhan dengan Hizbullah Lebanon yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza tampaknya bisa terkendali.

Tapi Tel Aviv memperingatkan kelompok tersebut untuk tidak melakukan tindakan ceroboh dengan mencoba bekerja sama dengan Hamas. Karena hal itu, menurut Israel, dapat menyebabkan "kehancuran" bagi Lebanon.

Israel memfokuskan pertempurannya di daerah kantong Palestina, Gaza sejak pekan lalu. Israel "berusaha untuk tidak terlibat dalam perang dua front", kata Penasihat Keamanan Senior Israel, Tzachi Hanegbi dalam sebuah pengarahan yang disiarkan di televisi.

Berbicara setelah Netanyahu mengunjungi pasukan di pinggiran Gaza dalam sebuah kemungkinan prekursor invasi darat, Hanegbi mengatakan bentrokan yang lebih terbatas di perbatasan Lebanon menunjukkan bahwa Hizbullah masih berada "di bawah ambang batas eskalasi".

"Kami berharap Hizbullah tidak akan, secara de facto, membawa kehancuran di Lebanon, karena jika ada perang di sana, akibatnya tidak akan berkurang," katanya, menyinggung ancaman Israel yang sudah berlangsung lama untuk melancarkan serangan besar-besaran di negara itu dalam upaya untuk membendung peluncuran persenjataan rudal Hizbullah yang ekstensif.

Hanya beberapa hari sebelum serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.300 orang, Hanegbi mengklaim dalam sebuah wawancara dengan media bahwa kelompok pejuang Islam Palestina tersebut telah jera untuk menyerang Israel.

"Itu adalah sebuah kesalahan," katanya, seraya menambahkan bahwa penilaian yang keliru itu juga dianut oleh komunitas intelijen Israel. "Tidak ada keraguan bahwa Negara Israel tidak memenuhi misinya."

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement